Oke, judgment:
Kalau hari ini nanti, besok, dan lusa di timeline rame pembahsan Aisha Weddings terutama terpusat di circle buzzerp, fiks Aisha Weddings ini materi yang emang disiapkan jadi bom waktu sejak September 2020 oleh buzzerp entah faksi yang mana tapi sama brengseknya.
Kalau hari ini nanti, besok, dan lusa di timeline rame pembahsan Aisha Weddings terutama terpusat di circle buzzerp, fiks Aisha Weddings ini materi yang emang disiapkan jadi bom waktu sejak September 2020 oleh buzzerp entah faksi yang mana tapi sama brengseknya.
Aku udah nemu beberapa kejanggalan tentang website dan fanpage Aisha Weddings serta hal-hal fishy tentang foto spanduknya. Tapi nanti aja lah pas lebih rame.
Clue cukup bangsat:
Pihak Aisha Weddings membayar cetak banner di lombok pakai Paypal bukan pakai rekening bank biasa.
Pihak Aisha Weddings membayar cetak banner di lombok pakai Paypal bukan pakai rekening bank biasa.
Oke baik mari mulai mencerna beberapa kejanggalan yang aku temuin perihal Aisha Weddings ini, ada tiga aspek:
1. Presence online dan offline
2. Siapa yang awal-awal meramaikan
3. Konten promosi
Mari cek satu per satu dan kalau ada masukan atau koreksi, silakan
1. Presence online dan offline
2. Siapa yang awal-awal meramaikan
3. Konten promosi
Mari cek satu per satu dan kalau ada masukan atau koreksi, silakan
[Presence online dan offline]
Aisha Weddings punya fanpage FB dengan unggahan pertama 31 Agustus 2020, dengan domain http://aishaweddings.com , mari kita tilik satu per satu ketidakumuman yang ada dari aspek presencenya secara online san offline
Aisha Weddings punya fanpage FB dengan unggahan pertama 31 Agustus 2020, dengan domain http://aishaweddings.com , mari kita tilik satu per satu ketidakumuman yang ada dari aspek presencenya secara online san offline
1. Data tersembunyi di http://whois.com . Betul bahwa hal ini bisa di capai secara gratis.
Tapi ketika biasanya informasi dibuat terbuka agar akuntabilitasnya jelas, pilihan untuk menutup informasi suatu informasi tentang usaha jelas memunculkan pertanyaan.
Why?
Tapi ketika biasanya informasi dibuat terbuka agar akuntabilitasnya jelas, pilihan untuk menutup informasi suatu informasi tentang usaha jelas memunculkan pertanyaan.
Why?
Tentu kejanggalan ini bisa dianggap wajar karena keamanan mengingat doi bisnis berdasarkan pernyataan yang sangat kontroversial.
Tapi jika gitu, why in the first place bikin situs buat usaha ngancem keamanan?
Kecuali kalau emang gak niat buat usaha aka cuma lindungi jejak.
Tapi jika gitu, why in the first place bikin situs buat usaha ngancem keamanan?
Kecuali kalau emang gak niat buat usaha aka cuma lindungi jejak.
2. Pernah enggak nemu WO yang enggak nyantumin nomor HP dan alamat?
Yup gak ada. Oke untuk alamat bisa diwajarkan karena alasan keamanan. Kalau nomer HP atau l contact medsos aja enggak ada, ini niat usaha beneran gak sih?
Padahal kalau nutup jejak dikit bisa pake Telegram lho.
Yup gak ada. Oke untuk alamat bisa diwajarkan karena alasan keamanan. Kalau nomer HP atau l contact medsos aja enggak ada, ini niat usaha beneran gak sih?
Padahal kalau nutup jejak dikit bisa pake Telegram lho.
Ralat yang nomer 1 itu dicapai ya bukan di capai maaf agak sengklek
3. Oke sekarang masuk ke presence offline, dari penelusuran singkat, setidaknya ada 3 lokasi yang menjadi sasaran pemasaran brosur atau spanduk offline Aisha Weddings, yaitu
1. Jakarta
2. Kendari, Sulawesi Tenggara
3. Praya, Lombok, NTB
Masing-masing ini ada rekam jejaknya
1. Jakarta
2. Kendari, Sulawesi Tenggara
3. Praya, Lombok, NTB
Masing-masing ini ada rekam jejaknya
[Jakarta]
Popmama mengunggah berita ini sekitar pukul 16.50an (gak lihat timestamp) dan disebutkan di situ bahwa flyer Aisha Weddings disisipkan di Koran Kompas di kawasan Menteng
Ini dari broadcast ya yang bisa aja bener apa enggak, tapi yang jelas ada fungsinya pake Jakarta
Popmama mengunggah berita ini sekitar pukul 16.50an (gak lihat timestamp) dan disebutkan di situ bahwa flyer Aisha Weddings disisipkan di Koran Kompas di kawasan Menteng
Ini dari broadcast ya yang bisa aja bener apa enggak, tapi yang jelas ada fungsinya pake Jakarta
[Kendari]
Fatal sih doi masang spanduk di bawah baliho “Abdul Rasak, SP” jadi bisa ditrack lokasiny di Kendari karena Abdul Rasak ini anggota DPRD Kendari aktif. Foto kiri adalah spanduk Aisha Weddings yang dipasang ngaco di bawah baliho terkait, foto kanan dari sebuah berita.
Fatal sih doi masang spanduk di bawah baliho “Abdul Rasak, SP” jadi bisa ditrack lokasiny di Kendari karena Abdul Rasak ini anggota DPRD Kendari aktif. Foto kiri adalah spanduk Aisha Weddings yang dipasang ngaco di bawah baliho terkait, foto kanan dari sebuah berita.
Disclaimer: Abdul Rasak tidak ada keterkaitan dengan Aisha Weddings sama sekali, aku berposisi bahwa pihak Aisha Weddings ngawur tanpa izin memasang di bawah baliho Abdul Rasak.
[Lombok]
Ini kebetulan banget, jadi pemilik percetakan di Praya yang dibayar pakai Paypal ini mengunggah apa adanya di akun Facebook personalnya kalau Aisha Weddings pakai jasanya untuk mencetak dan memasangkan baliho.
Pure doi cuma memberikan pelayanan saja, tidak lebih.
Ini kebetulan banget, jadi pemilik percetakan di Praya yang dibayar pakai Paypal ini mengunggah apa adanya di akun Facebook personalnya kalau Aisha Weddings pakai jasanya untuk mencetak dan memasangkan baliho.
Pure doi cuma memberikan pelayanan saja, tidak lebih.
Oke kejanggalannya, make sense kah suatu WO yang baru aja September dibikin mau narget 3 wilayah sekaligus di tiga kawasan Indonesia yang berbeda?
Sebenarnya aku ada banget kecurigaan kenapa kawasan Menteng, Kendari, dan Lombok dipilih, yaitu asosiasi ke Islam “radikal”.
Sebenarnya aku ada banget kecurigaan kenapa kawasan Menteng, Kendari, dan Lombok dipilih, yaitu asosiasi ke Islam “radikal”.
Menteng aku kurang ngerti detailnya, tapi dulu sempat ada Poros Menteng Petamburan.
Kendari ramai komunitas salafi.
Lombok juga sejak lama terkenal sebagai provinsi Islami (banyak salafi dan muslim yang lebih puritan).
Kendari ramai komunitas salafi.
Lombok juga sejak lama terkenal sebagai provinsi Islami (banyak salafi dan muslim yang lebih puritan).
Ini chat personal saya ke pihak percetakan Lombok. Nama akun Paypalnya pakai nama samaran bukan nama Arab ala kunyah orang orang salafi yang biasa pake Abu siapa dan Ummu apa,
Tapi pakai nama orang Barat seperti John Smith, tapi bukan John Smith tentunya.
Tapi pakai nama orang Barat seperti John Smith, tapi bukan John Smith tentunya.
4. This whole note. Intinya situsnya disetting bisa ngeblock IP yang udah mengunjungi halaman tertentu.
Bisa gak bayangin bisnis ngelakuin hal beginian? Wahahaha. https://twitter.com/hanixvi/status/1359417421572968448
Bisa gak bayangin bisnis ngelakuin hal beginian? Wahahaha. https://twitter.com/hanixvi/status/1359417421572968448
[Yang angkat awal-awal di medsos]
Ini trackingnya kurang sempurna ya, tapi seenggaknya ini yang aku temukan.
Baik, kebanyakan orang tahu dari tweetnya @SwetaKartika sekitar jam 9-10 kemarin malem padahal aku nemu pihak yang upload ke FB sekitar set 12 kemarin siang.
Ini trackingnya kurang sempurna ya, tapi seenggaknya ini yang aku temukan.
Baik, kebanyakan orang tahu dari tweetnya @SwetaKartika sekitar jam 9-10 kemarin malem padahal aku nemu pihak yang upload ke FB sekitar set 12 kemarin siang.
Timestamp postnya 11:38:56 WIB. Wording yang doi pakai di FB yang model model foto di tengah lah. Foto aktivitasnya di IG yang model beginian.
11.39, doi ngupload screenshot di foto keempat yang kayaknya doi dapet entah dari mana tapi jamnya 08.46, ngapain aja tuh 3 jam ya?
11.39, doi ngupload screenshot di foto keempat yang kayaknya doi dapet entah dari mana tapi jamnya 08.46, ngapain aja tuh 3 jam ya?
Tapi pada waktu itu masih sepi sih, kemungkinan masih tahap perguliran, cuma ngelihat di FB modelan doi yang nongol pertama kali ya makin deh memupuk kejanggalan dan kecurigaan kalau ini gak organik sama sekali.
Tbh selain doi setelah itu tidak ada rame-rame dan baru mulai rame di Twitter pasca Sweta Kartika (yang kemungkinan besar kepancing) ngetweet dan di Facebook pasca si Aisha Wedding upload foto-foto spanduknya.
Itu media-media masih belum mengunggah apa-apa sebagai berita.
Itu media-media masih belum mengunggah apa-apa sebagai berita.
Feelingku kali ini emang pakai strategi menggocek KOL (Key Opinion Leader) atau influencer karena dulu sudah babak belur karena masalah klepon haram yang sirkulasi informasi berawal dari sirkel itu itu aja kan?
Cuma namanya DNA ya tetep aja kerasa.
Cuma namanya DNA ya tetep aja kerasa.