Lembah Malang, Inversi Atmosfer dan Petir : dibalik Dentuman Berulang
Pake aplikasi peta seperti Google Earth, pilihlah mode Medan. Arahkan ke kota Malang, lalu ‘naik’ hingga ketinggian. Akan terlihat kota ini sesungguhnya duduk di sebuah lembah besar bersumbu utara-selatan.
Pake aplikasi peta seperti Google Earth, pilihlah mode Medan. Arahkan ke kota Malang, lalu ‘naik’ hingga ketinggian. Akan terlihat kota ini sesungguhnya duduk di sebuah lembah besar bersumbu utara-selatan.
2. Di sisi timur dipagari Pegunungan Tengger dan Gunung Semeru. Sementara pagar sisi barat adalah Gunung Kawi, Arjuno dan Welirang.
Selanjutnya mari beralih ke udara Bumi kita. Normalnya suhu udara menurun seiring bertambahnya ketinggian.
Selanjutnya mari beralih ke udara Bumi kita. Normalnya suhu udara menurun seiring bertambahnya ketinggian.
3. Namun dalam kondisi tertentu selapis udara lebih hangat bisa terbentuk di atas lapisan udara lebih dingin. Inilah inversi atmosfer. Manakala inversi terjadi di suatu lembah, pada dasarnya ia menyekap udara yg lebih dingin untuk bertahan di dekat permukaan.
4. Sehingga atmosfer setempat lebih stabil & hujan pun tidak selalu terjadi. Konsekuensi lainnya, kabut kerap terjadi dan bertahan cukup lama (dibandingkan normalnya).
Salah satu aspek menarik dari inversi atmosfer adalah kemampuannya memantulkan gelombang akustik (suara).
Salah satu aspek menarik dari inversi atmosfer adalah kemampuannya memantulkan gelombang akustik (suara).
5. Manakala inversi terjadi di atas lembah besar, kombinasinya dg lekuk paras Bumi menyebabkan suara bisa terpantulkan berulang-ulang. Selain menyebabkan suara bisa terdengar hingga ke titik yg sangat jauh dari sumbernya, pemantulan berulang juga mencipta fenomena-mirip-gema.
6. Tempatkan sumber dentuman di dekat lokasi inversi, maka kita akan mendengarnya berulang-ulang. Sampai kaca jendela bergetar akibat resonansi dg gelombang akustik.
Kemampuan luar biasa inversi atmosfer dalam memantulkan suara terlihat pada ujicoba nuklir era Uni Soviet.
Kemampuan luar biasa inversi atmosfer dalam memantulkan suara terlihat pada ujicoba nuklir era Uni Soviet.
7. Pada 22 November 1955 TU mereka meledakkan bom termonuklir RDS-37 hasil racikan Andrei Sakharov dkk di atas medan Semipalatinsk, 65 km dari kota Kurchatov. Kekuatannya 1,6 megaton TNT (hampir 100 kali lipat bom nuklir Hiroshima).
8. Diperhitungkan dampak teringan dari gelombang kejutnya < 25 km dari ground zero. Namun inversi atmosfer menyebabkan gelombang kejut menjalar hingga meruntuhkan 1 bangunan & memecahkan kaca-kaca jendela kota Kurchatov. 1 orang tewas & 42 lainnya luka-luka sedang hingga berat.
9. Penjelasan logis dari kejadian dentuman berulang di Malang, menurut saya, adalah kombinasi hujan petir, inversi atmosfer. Inversi bisa berlangsung beberapa hari & dikenal mampu memproduksi hujan petir (khususnya di tepi area inversi). Sejauh ini data petir & cuaca menunjang.