I love discussion! Ayok berdiskusi.
Mari kita lihat dulu media yang kamu sorot itu apa? Twitter kah? Professional writing blog kah? Novel kah? Kalo pilihan yang pertama, berarti kita udah tau satu fakta ya yaitu personal twitter merupakan media pribadi seorang individual. https://twitter.com/naftalenee/status/1355875448203272195
Mari kita lihat dulu media yang kamu sorot itu apa? Twitter kah? Professional writing blog kah? Novel kah? Kalo pilihan yang pertama, berarti kita udah tau satu fakta ya yaitu personal twitter merupakan media pribadi seorang individual. https://twitter.com/naftalenee/status/1355875448203272195
Orang yang menulis di twitter rata-rata berasal dari background yang beda² selain dunia literasi dan creative writing. Kenapa? Karena biasanya itu cuma hobi di waktu luang. Apa sih definisi hobby? Menurut merriam-webster, ini definisi hobi
Jadi udah jelas ya gak semua yang nulis di twitter itu punya ambisi untuk berkarir di bidang literasi atau pernovelan. Nah balik lagi ke poin kamu "padahal ini bukan masalah suka atau nggak suka, tapi karena memang ada yang perlu untuk dikritik dan dibenahi."
Kasus ini banyak variasinya sih. Ada yg benar emg harus dibenerin, tapi kadang ada kritik yg cuma menjurus agar penulis membuat cerita apa yg ada di benak orang yang mengkritik ini. Ini yang salah. Cerita itu outlet kreativitas, kalo kamu membatasi kreativitas org itu gak baik.
Yang patut dikritik itu apa?
• Hal-hal yang menyalahi moral
• Penyalahan kultur dengan maksud menggeser paham dan esensi dari suatu ras/negara
Ini beberapa hal yang boleh dikritik, ya. Oke lanjut.
• Hal-hal yang menyalahi moral
• Penyalahan kultur dengan maksud menggeser paham dan esensi dari suatu ras/negara
Ini beberapa hal yang boleh dikritik, ya. Oke lanjut.
Ayok masuk ke masalah kritik. Cerita itu merupakan karya sastra. Berarti kritik cerita itu masuk kritik sastra, ya? Oke, ini artikel mengenai kritik sastra yang dikutip langsung dari situs resmi kemdikbud.
Q. Oh berarti kritik cerita itu gak gampang, ya?
A. Iya! Untuk kritik sebuah karya sastra itu lebih rumit dari yang kamu bayangin. Sama kayak hal-nya gak semua orang bisa menulis cerita, gak semua orang bisa mengkritik cerita.
A. Iya! Untuk kritik sebuah karya sastra itu lebih rumit dari yang kamu bayangin. Sama kayak hal-nya gak semua orang bisa menulis cerita, gak semua orang bisa mengkritik cerita.
Q. Loh tapi kan aku bukan kritikus profesional?
A. Lah sama kan? Belum tentu penulis yang kamu kritik punya profesi sebagai penulis? Kalo kamu merasa berhak mengkritik, kalo standing kalian serupa, artinya penulis juga berhak menolak kritik, kan?
A. Lah sama kan? Belum tentu penulis yang kamu kritik punya profesi sebagai penulis? Kalo kamu merasa berhak mengkritik, kalo standing kalian serupa, artinya penulis juga berhak menolak kritik, kan?
Mengutip Dosen Filsafat Fakultas Ilmu Budaya UI, Tommy F.A
"Tak jarang film di Indonesia yang mendapat kritik pedas oleh kritikus justru mendapat apresiasi di negara lain. Sebab terkadang pendekatan-pendekatan yang dilakukan kritikus bersebrangan dengan sang pembuat film."
"Tak jarang film di Indonesia yang mendapat kritik pedas oleh kritikus justru mendapat apresiasi di negara lain. Sebab terkadang pendekatan-pendekatan yang dilakukan kritikus bersebrangan dengan sang pembuat film."
Wow, gak gampang kan? Bahkan opini kritikus profesional aja bisa jadi malah tidak diterima oleh masyarakat luas. Ngeri gak tuh?
Nah, tahap tahap cara mengkritik karya sastra gimana sih? Tenang, kemdikbud got your back!
Nah, tahap tahap cara mengkritik karya sastra gimana sih? Tenang, kemdikbud got your back!
Harus diingat juga loh penafsiran seorang individu itu bisa beda-beda dengan individu lainnya. Nah karena ini kenapa pas nulis kritik itu gak boleh pake kata-kata yang menuduh atau accusing, lebih baik konfirmasi dulu dari segi penafsiran penulis seperti apa.
Sayangnya, yang sering ditemuin di twitter itu kritik yang bersifat accusing dan bashing. Padahal bisa aja si penulis yang cuma hobi nulis di waktu luang ini gak bermaksud seperti apa yang dikritik. Atau! Bisa aja si penulis punya alurnya sendiri?
Menulis itu gak gampang, gak bisa diburu-buru. Mungkin pas kamu kritik, alur yang ingin si penulis sampaikan belum tersalurkan? Ada waktunya penulis memasukan hal kontroversial yang di akhir bisa saja pandangannya berubah. Ini bisa disebut character development.
Siapa tau pas nulis cerita ini si penulis lagi menyampaikan masalah yang pernah dialami? Misal, maaf, TW // abusive relationship. Kalo ternyata di akhir cerita penulis gak bermaksud romanticize this dan malah bermaksud untuk memberikan moral support untuk sesama survivors? How?
Everyone writes for many different reasons. Siapa tau penulis yang kamu kritik harshly nulis cerita itu sebagai coping mechanism?
Oh iya, satu lagi!!! You can't critic an unfinished work unless they ask you to. Again, don't limit someone's creativity. That's not nice :(
Oh iya, satu lagi!!! You can't critic an unfinished work unless they ask you to. Again, don't limit someone's creativity. That's not nice :(
Pada dasarnya, if you want to be heard, please approach respectfully. No one wants to listen to their bullies, am I right? Dan balik lagi, twitter bukan media profesional. Dibalik akun yang kamu kritik itu ada manusia, a real human being with feelings. Respect their feelings.
Intinya yaaaa, if you can't give them a constructive criticism appropriately, with words that won't make the writer feel belittled, saying nothing won't hurt you! Dan kalo memang benar si penulis salah dan gak mau denger, why bother yourself further? Just leave them be.
After all, it's their account. They have every rights what to do with theirs. Kritik itu boleh, tapi membully seorang sampe mereka ngikutin mindset kamu itu salah. Sorry for the long thread, but I'm open for discussion!