PERMUFAKATAN JAHAT KAKAK PEMBINA, UPAYA MAKAR DI DEMOKRAT

Oleh: @DalamIstana

Mohon informasi ini di cerna baik2..
Divide et impera! Pecah belah lalui kuasai adalah siasat terhebat dan terjahat untuk mengekalkan penjajahan di Nusantara. Ketika Belanda terusir dari Indonesia, siasat ini diadopsi oleh elit penguasa di tanah air.
Pada era Jokowi, elite penguasa kompak menghalalkan penerapan siasat ini untuk menumpas kelompok oposisi. Pasti Jokowi sudah membacanya. Namun, karena menguntungkan posisi politiknya, Jokowi memilih tutup mata.
๐„๐ซ๐š ๐Š๐ข๐ฌ๐ซ๐ฎ๐ก ๐๐š๐ซ๐ฉ๐จ๐ฅ

Kisruh hebat di internal parpol pasca reformasi marak terjadi di era pemerintahan Jokowi. Mulai dari PPP, Golkar, Hanura, PKS, Partai Berkarya, terakhir PAN. Kisruh ini mencopot gigi taring parpol.
Akibatnya parpol-parpol itu, kecuali PKS, cenderung membebek kepada pemerintah. Semua ini merupakan imbas siasat divide et impera.
PKS remuk redam dihajar siasat ini. Memanfaatkan faksi sakit hati, PKS digebuki habis-habisan. Dilancarkan aksi makar, yang disponsori elite penguasa, terhadap Sohibul Iman. Alhamdulillah, PKS selamat. Barisan sakit hati itu terusir. Mereka kini banyak berlabuh di Partai Gelora.
Praktis, parpol di luar pemerintah yang masih sehat-walโ€™afiat tinggal Demokrat. Namun, bukan berarti tombak permufakatan jahat masuk peti. Sebaliknya, serangan makin bertubi-tubi. Peduli setan kalau harus memakai N3 (Narasi Nabrak Nalar).
Sebagaimana nasib parpol2 yg lebih dahulu dipecah-belah, serangan terhadap Demokrat dilancarkan lewat udara & darat. Ada operasi media gila-gilaan. Ada amplifikasi secara terstruktur, sistematis, masif di medsos yg dikendalikan oleh Denny Siregar, Teddy Gusnaidi dan Dewi Tanjung.
Profesor yang sedang mengemis jabatan, Yusuf Henuk, tidak dihitung tersebab cuma ibarat bocah badung yang kebetulan lewat.
Jadi, jangan kaget. Ketika Indonesia sedang heboh soal penanganan pandemi gagal, ekonomi hancur, dan utang ugal-ugalan, ujug-ujug naik fitnah SBY dalang demo RUU Cipta Kerja dan AHY berselingkuh.
๐Ž๐ฉ๐ž๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Œ๐š๐ค๐š๐ซ ๐“๐ž๐ซ๐ก๐š๐๐š๐ฉ ๐€๐‡๐˜

Hari ini operasi masif sedang digencarkan. Sejak dua minggu terakhir, saban pagi selalu muncul tagar di Twitter yang mengasosiasikan Demokrat dengan kadrun. Serangan ini ditujukan kepada SBY.
Jalan โ€œnasionalis-religiusโ€ yang dibentangkan SBY dituding antipancasila. Benar-benar Narasi Nabrak Nalar.
Pasalnya, PDIP yang mengaku pancasialis justru tegak bersama rezim yang gagal menangani pandemi, membikin perekonomian hancur, dan menarik utang secara ugal-ugalan. Bahkan, bansos Covid-19 pun tega mereka korupsi.
Ada pula Narasi Nabrak Nalar soal AHY gagal memimpin Demokrat. Padahal, Demokrat justru makin bersinar pada era kepemimpinan AHY. Tren elektabilitas Demokrat naik terus. Bahkan sejumlah lembaga survei mencatat elektabilitas Demokrat ada di peringkat tiga, setelah PDIP dan Golkar.
Pencapaian Demokrat dalam Pilkada 2020 juga melebihi Pilkada 2018. Terakhir, nama AHY selalu masuk lima besar calon pemimpin masa depan dalam berbagai survei. Hanya Prabowo dan AHY, yang berstatus ketua umum Parpol, yang masuk bursa lima besar itu.
Serangan darat lebih jahat lagi. Ini bentuk eksekusi nyata untuk makar terhadap kepemimpinan AHY yang sah di Demokrat. Gagal mendorong Subur Sembiring cs, elite penguasa mencari pion baru. Muncul Nazarudin, koruptor besar yang sempat membikin Demokrat terpuruk.
๐—๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ ๐—ฝ๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—บ ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ฝ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐˜€๐—ฎ๐—ป ๐—ก๐—ฎ๐˜‡๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐—ฑ๐—ฑ๐—ถ๐—ป ๐—ฏ๐—ถ๐˜€๐—ฎ ๐—ฑ๐—ถ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฐ๐—ฒ๐—ฝ๐—ฎ๐˜ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—บ๐—ฒ๐—ฑ๐—ถ๐—ฎ ๐—บ๐—ฎ๐˜€๐˜€๐—ฎ ๐—ฐ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฒ๐—ฟ๐˜‚๐—ป๐—ด ๐˜€๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฎ๐—ฝ. !!!!
Baru-baru ini barisan Nazarudin cs mengundang sejumlah Ketua DPC Demokrat ke Jakarta. Ada pula yang didatangi langsung ke daerah. Para Ketua DPC Demokrat ini diiming-imingi uang dan jabatan. Dibujuk-rayu untuk makar terhadap AHY.
Narasi yang dibangun adalah, lagi-lagi, AHY gagal memimpin Demokrat.
Namun, elite penguasa keliru jika menilai Demokrat seperti sejumlah parpol yang sukses mereka percundangi. Bujuk rayu itu gagal total. Pengurus dan kader Partai Demokrat bukan hanya solid mendukung AHY, melainkan marah besar atas permufakatan jahat itu.
Saking marahnya sampai-sampai soal internal Demokrat ini bocor ke luar.

saya menangkap sinyal itu. makanya saya coba jabarkan apa yang terjadi. itung2 rasa kekecewaan saya sedikit terbalaskan
๐Š๐š๐ค๐š๐ค ๐๐ž๐ฆ๐›๐ข๐ง๐š

Siapa elite penguasa di balik upaya makar kepada AHY di Demokrat? Dia adalah Kakak Pembina. Sudah rahasia umum kalau Kakak Pembina ngebet mau mengambil alih Demokrat.
Dia gagal merecoki Kongres Demokrat Maret 2020. Kali ini, dia mencoba lagi. Dia mengambil momen setahun kepemimpinan AHY.
Makar terhadap AHY harus dilakukan karena posisi Kakak Pembina makin lemah di mata Jokowi. Cermati saja. Dulu, menjelang Pilpres 2019, Kakak Pembina sempat digadang-gadang sebagai bakal cawapres Jokowi. Pamornya turun pasca Jokowi menang Pilpres.
๐ƒ๐š๐ซ๐ข ๐œ๐š๐ฅ๐จ๐ง ๐Œ๐ž๐ง๐ค๐จ ๐๐จ๐ฅ๐ก๐ฎ๐ค๐š๐ฆ, ๐š๐ง๐ฃ๐ฅ๐จ๐ค ๐ฃ๐š๐๐ข ๐œ๐š๐ฅ๐จ๐ง ๐Œ๐ž๐ง๐ญ๐ž๐ซ๐ข ๐๐ž๐ซ๐ญ๐š๐ก๐š๐ง๐š๐ง. ๐Œ๐š๐ฌ๐ฎ๐ค๐ง๐ฒ๐š ๐๐ซ๐š๐›๐จ๐ฐ๐จ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐ฎ๐š๐ญ ๐Š๐š๐ค๐š๐ค ๐๐ž๐ฆ๐›๐ข๐ง๐š ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฉ๐ฎ๐š๐ฌ ๐๐ข ๐ฃ๐š๐›๐š๐ญ๐š๐ง ๐ฉ๐ž๐ฆ๐›๐ฎ๐š๐ง๐ ๐š๐ง.
Alasan kedua, Kakak Pembina masih punya ambisi di Pilpres 2024. Dia butuh kendaraan politik. Yang paling gampang sebenarnya ambil Hanura, tapi Kakak Pembina berpikir kalau Hanura sudah tidak punya masa depan.
Membawahi ribuan buzzer, tidak efektif mengangkat elektabilitas Kakak Pembina. Alih-alih, masuk bursa pemimpin masa depan, Kakak Pembina cuma tersohor sebagai komandan centeng rezim untuk urusan medsos.
Operasi makar di Demokrat pasti butuh biaya besar, terus duitnya dari mana? Kakak Pembina sudah menyiapkannya jauh-jauh hari. Ingat Hary Prasetyo yang menggarong dana Jiwasraya? Amati saja.
Pola korupsinya mirip dengan ASABRI; perusahaan asuransi yang menyasar keluarga TNI. TNI, institusi yang membesarkan Kakak Pembina hingga mencapai puncak karier militernya.
Kalau kami boleh kasih nasihat, sebaiknya Kakak Pembina sudahi saja upaya makar kepada AHY di Demokrat. Pasti bakal gagal total. Demokrat sedang panen besar sejak naiknya AHY. Lebih baik Kakak Pembina fokus selamatkan Abu Janda yang lagi kompak digebuki rakyat Indonesia.
Bisa gawat kalau Abu Janda sampai nyanyi soal terorisme medsos gara-gara merasa tidak dibela Kakak Pembina! Ujung-ujungnya, Jokowi lagi yang repot.
You can follow @DalamIstana.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword โ€œunrollโ€ to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.