ㅤㅤ
A lone hashtag might not look very mighty, but when used en masse, the symbols become incredibly powerful activism tools.
The stigmatization people have over us is nothing compare to protecting one's precious life. #KPOPsitive #KampanyePOP #WhatUdontKnowAboutUs
ㅤㅤ
A lone hashtag might not look very mighty, but when used en masse, the symbols become incredibly powerful activism tools.
The stigmatization people have over us is nothing compare to protecting one's precious life. #KPOPsitive #KampanyePOP #WhatUdontKnowAboutUs
ㅤㅤ
Thread ini dibuat bertujuan untuk membahas isu penggemar kpop yang mendapat pandangan buruk oleh sebagian orang. Apa benar mereka seperti itu? Yuk pantengin.
Kita mulai dari pengertian KPOP ya? K-Pop menurut Kpop Deal adalah genre musik populer yang berasal dari Korea Selatan.
Kita mulai dari pengertian KPOP ya? K-Pop menurut Kpop Deal adalah genre musik populer yang berasal dari Korea Selatan.
Pada dasarnya K-pop adalah genre musik yang berasal dari genre lain seperti, eksperimental, rock, jazz, gospel, hip hop, R&B, reggae, electronic dance, folk, dan country. 90 day korean mengatakan bahwa kpop industri memiliki idola kpop yang bernaung disebuah agency.
Seperti boyband & girlband yang dibentuk dari sekelompok orang yang berbakat. Idol K-Pop memiliki penggemar atau fans yang biasa kita sebut dengan K-FANS. Mereka tergabung dalam sebuah komunitas yang biasanya berisi baik satu maupun berbagai negara & berasal dari berbagai usia.
Para penggemar ini aktif di social media, twitter adalah salah satunya. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwasanya para penggemar K-Pop merupakan satu dari banyak komunitas yang ikut serta dalam meramaikan platform Twitter.
Salah satu aktivitas K-Pop stans di Twitter yang akhir-akhir ini menarik banyak perhatian adalah aktivisme hashtag atau bisa juga disebut hashtag flooding yang berfungsi untuk membajak hashtag di platform media sosial untuk menghilangkan narasi kebencian.
Malik dan Haidar, dalam penelitiannya yang berjudul K-Pop Stan Twitter as A Community of Practice, menyebutkan bahwa para penggemar K-Pop ini mayoritas merupakan generasi Z, sehingga identic dengan kemampuannya di dalam dunia digital.
Mereka lebih aware terhadap isu sosial politik yang sedang terjadi di dunia apabila dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Para penggemar K-Pop ini dikenal dapat mengatur kampanye digitalnya secara efektif di sekitar idolanya masing-asing. (dengan sengaja atau tidak sengaja)
Dengan memanfaatkan jaringan penggemar yang sudah ada sebelumnya ini, para penggemar K-Pop dapat memobilisasi sejumlah besar pengguna online pada platform ini.
Beberapa contoh ‘hashtag flooding’ yang telah diramaikan oleh komunitas pecinta K-Pop mengenai isu-isu yang belakangan ini terjadi di dunia, diantaranya adalah;
1. Mendukung demo keselamatan di jalan (Bangladesh) pada tahun 2018 dengan tagar #WeWantJustice
1. Mendukung demo keselamatan di jalan (Bangladesh) pada tahun 2018 dengan tagar #WeWantJustice
2. Mendukung demo mahasiswa tahun 2019 di Chili dengan menyebar konten anti pemerintah di platform ini.
3. Menggalang donasi untuk penanggulangan pandemi (Korea Selatan) pada tahun 2020, mendukung demo Reformasi Dikorupsi dengan tagar #DiperkosaNegara
3. Menggalang donasi untuk penanggulangan pandemi (Korea Selatan) pada tahun 2020, mendukung demo Reformasi Dikorupsi dengan tagar #DiperkosaNegara
4. Membela komika Bintang Emon @bintangemon dengan tagar #BintangEmonBestBoy yang terjadi di Indonesia pada tahun 2020.
5. Mengacaukan aplikasi milik aparat polisi dengan unggahan fancam, mengisi tagar-tagar rasis dengan konten yang berbau K-Pop.
5. Mengacaukan aplikasi milik aparat polisi dengan unggahan fancam, mengisi tagar-tagar rasis dengan konten yang berbau K-Pop.
6. Serta menyabotase tiket gratis kampanye Donald Trump pada tahun 2020 yang terjadi di Amerika Serikat.
Berikut adalah contoh Flooding Hastag dalam bentuk gambar.
Berikut adalah contoh Flooding Hastag dalam bentuk gambar.
Why it works?
Kekompakan dari para penggemar K-Pop inilah yang membuat tagar yang diusung oleh mereka dapat dengan cepat menjadi trending. Para penggemar K-Pop ini seringkali bersatu untuk mengusung isu politik ataupun sosial yang sedang terjadi.
Kekompakan dari para penggemar K-Pop inilah yang membuat tagar yang diusung oleh mereka dapat dengan cepat menjadi trending. Para penggemar K-Pop ini seringkali bersatu untuk mengusung isu politik ataupun sosial yang sedang terjadi.
Mereka dengan mudah memobilisasikan suatu project, misalnya dengan menggunakan foto profil yang sama ataupun dengan mengirimkan cuitan menggunakan kata yang sama pula. Nantinya, cuitan ini akan di-retweet oleh komunitas tersebut yang dipercaya dapat mempercepat proses trending.
Selain itu, mereka juga mengetahui trik khusus, seperti misalnya tentang bagaimana satu cuitan tidak menggunakan lebih dari dua tagar, yang dipercaya merupakan cara efektif untuk mempopulerkan sebuat isu. Tidak hanya itu, para penggemar K-Pop juga melakukan trik lainnya.
Dengan mengirimkan cuitan yang memiliki jeda secara konstan agar tagar yang diusung tersebut tetap bertahan sebagai topik popular dalam waktu yang cukup lama. Gerakannya bisa terlihat sangat masif karena informasinya didistribusikan di dunia maya layaknya sistem pohon berakar.
Mereka bukan kelompok yang dapat dianggap enteng karena memiliki metode aktivisme yang khas. Penggemar K-Pop ini sudah sangat terorganisir dan mempunyai tujuan tersendiri, yang mana fan activism ini termasuk sebagai gerakan akar rumput digital mereka.
Yakni mampu memobilisasi banyak orang untuk menyebarkan isu yang terjadi. Cara yang sama juga dilakukan dalam menangkal rumor ataupun hoaks terhadap isu tersebut. Potensi yang dimiliki mereka faktanya akan lebih besar apabila melibatkan para penggemar K-Pop di berbagai negara.
Dilihat dari sisi psikologis dengan menggunakan social learning theory menurut pandangan Albert Bandura, mereka cenderung meniru apa yang dilakukan oleh kelompoknya, yang mana hal ini dilakukan untuk mencari jati diri dan ada pula untuk mendapat pengakuan saja.
Perilaku imitasi terjadi karena adanya proses pembelajaran. Pada tahun 1941, Neil Miller dan John Dollard mengatakan bahwa imitasi adalah hasil dari proses pembelajaran dengan cara meniru perilaku orang lain.
Proses pembelajaran tersebut dinamakan sebagai “social learning” atau pembelajaran sosial. Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya.
Namun dalam segi sosial, para penggemar yang sudah berada di usia remaja dan beranjak dewasa kini sudah mulai banyak memahami tentang fenomena, permasalahan dan awareness yang sedang terjadi atau disebut rasa simpati.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa komunitas K-Pop sadar mereka memiliki massa yang banyak dan dapat membuktikan bahwa mereka tidak hanya peduli dengan idolanya saja, tapi juga dengan permasalahan umum.
What can we learn?
Berdasarkan data-data dan juga fakta yang telah dipaparkan sebelumnya, tentu kita dapat mengambil beberapa pelajaran di dalamnya. Para penggemar K-Pop nyatanya bukan merupakan komunitas yang dapat dipandang dengan sebelah mata.
Berdasarkan data-data dan juga fakta yang telah dipaparkan sebelumnya, tentu kita dapat mengambil beberapa pelajaran di dalamnya. Para penggemar K-Pop nyatanya bukan merupakan komunitas yang dapat dipandang dengan sebelah mata.
Mereka memiliki ‘power’ yang tidak terduga, terlebih lagi ketika memiliki platform yang cukup besar. Hal ini biasanya terjadi di fandom-fandom besar ataupun melalui sebuah tweet yang goes viral.
Beberapa pelajaran yang dapat dipetik, diantaranya adalah bagaimana kita harus bisa memanfaatkan platform yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Dengan selalu aware kepada isu-isu yang sedang terjadi di dunia, tidak ada salahnya untuk ikut andil dalam menyebarluaskannya.
Hal ini dilakukan dengan ikut mempopulerkan suatu tagar, atau sekedar menyebarkan link informasi suatu isu. Sudah bukan rahasia bahwa masih banyak orang di luar sana yang menganggap remeh penggemar K-pop, padahal mereka justru mempunyai kekuatan besar serta peran yang penting.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tidak semua hal yang berkaitan dengan komunitas KPOP dapat dinilai negatif dan lelucon saja, namun juga dapat menghasilkan sesuatu yang positif untuk mengangkat isu-isu penting di dunia.
Selain itu, faktanya telah banyak situs yang dibuat oleh para penggemar K-pop dalam menyebarluaskan isu-isu dunia agar masyarakat luar lebih aware, yakni diantaranya:
https://blackmentalhealthmatters.carrd.co yang mana dibuat oleh @/sunflurvol6
https://blackmentalhealthmatters.carrd.co yang mana dibuat oleh @/sunflurvol6
https://blackliveswillalwaysmatter.carrd.co oleh @/yyxyuto,
dan https://currentworldissuesberrysmoll.carrd.co yang dibuat oleh @/answertoateez.
dan https://currentworldissuesberrysmoll.carrd.co yang dibuat oleh @/answertoateez.
Kita sudah berada di penghujung thread. Semoga dengan thread ini, para pembaca khususnya kpop fan atau non-kpop fan bisa memetik sesuatu yang berguna. Mohon maaf bila ada salah kata. Saya undir diri, SALAM DAMAI SAUDARA SAUDARAKU! #KPOPsitive #KampanyePOP #WhatUdontKnowAboutUs
ㅤㅤ
Credit:
The Idea:
@41thchords @WachitoReeco @TheWachitoRico
Analyst Team:
@EPsRAD @EPsHAJOON
@EPsJISUNG @EPsWINTERR @EPsWENDY @EPsRUKA @EPsJOSS
Editor Team:
@EPsLUKA @EPsROSIE
Design Team:
@EPsKRYSTAL @EPsCOLDE @EPsTSAl @EPsMIZUHARA
Released:
2021
— @EPsSEN
Credit:
The Idea:
@41thchords @WachitoReeco @TheWachitoRico
Analyst Team:
@EPsRAD @EPsHAJOON
@EPsJISUNG @EPsWINTERR @EPsWENDY @EPsRUKA @EPsJOSS
Editor Team:
@EPsLUKA @EPsROSIE
Design Team:
@EPsKRYSTAL @EPsCOLDE @EPsTSAl @EPsMIZUHARA
Released:
2021
— @EPsSEN