Siapa sangka rajin membuat artikel blog di Medium bisa sangat menguntungkan untuk Data Scientist?

A Thread
Disclaimer: mimin tidak punya hak atas cerita ini. Kita hanya menceritakan ulang pengalaman dari seorang Senior Data Scientist yang berasal dari ljubljana. Sebut saja namanya abang Steven.
Cerita ini hanya sekedar informasi yang mungkin nantinya bakal sangat berguna buat sedulur-dulu sekalian.

Yuk kita mulai ceritanya!
Jadi pada suatu hari yang mendung nih, lagi enak2 minum kopi sama makan indomie, si abang Steven ini tiba tiba dapat email dari “Big Tech Companies” yg para readers asumsikan company itu adalah Google
Isi emailnya itu kira2 intinya seperti ini: kita tahu nih kamu sudah kerja di company A, tapi kita harap kamu aware aja nih sama opportunity kalau kamu bisa kerja sama kita untuk posisi Senior Leadership Machine Learning di sini.
Terus si abang Steven ini kaget dong. Gaada hujan gaada angin (baru mendung doang) kok tiba tiba dia di contact out of nowhere via email.
Karena skeptis, si abang Steven ini cari tahu tuh asal emailnya legit ga atau jangan2 cuma email spam kyk promosi2 sepatu.
Dilihat dari penulisannya, bener2 rapih dan zero spelling mistake, which is something yang rada ga mungkin untuk email spam.
Setelah bang steven cari tahu lagi lebih dalam tentang sang pengirim email

Eh ternyata bener dong
Dia emang salah satu recruiter dari big tech company itu
Tercengang Lah si abang Steven ini…..
Sedikit background story, banyak orang pasti mimpinya ingin masuk ke big tech companies ataupun unicorn start up
Coba mimin mau tes ombak, siapa di sini yang mimpinya bisa masuk ke big tech companies ataupun uniqorn start up?
Termasuk si Steven ini, dari lulus kuliah udah mencoba ngelamar-lamar ke big tech companies
Kenapa bisa gitu? Ya karena bukan rahasia lagi pasti yang bisa masuk companies seperti itu emang best of the best
Ga gampang lah masuk situ, step nya panjang. Bener2 sebuah challenge.
Dari lulus kuliah si abang steven ini udah berusaha semaksimal mungkin tuh biar bisa keterima di big tech companies, tapi tetep aja ga pernah keterima. Bukannya denger suara notif email, tapi yang didengar cuma suara jangkrik...krik...krik.
“Mungkin emang kurang pengalaman kali?” tapi dari pembelaannya si steven, pengalaman gue udh cukup banyak kok. Gue pernah kerjain open-source Data Science project yg cukup populer, publikasi research paper, dan GPA gue bagus.
Tapi ya gimana namanya juga belom berjodoh…..
Nah itu kan dulu. Setelah stevan dapat tawaran itu, sambil natap layar compuer nya, terbesit lah dipikiran dia "kenapa gue?"
Setelah stevan telusuri lagi, ternyata tim recruiter big tech company itu dapat informasi Stevan dari linkedin
Si stevan makin bingung karena dia udah lama banget ga ngotak ngatik linkedin nya. Paling cuma ganti dp doang lol
Tapi emang setelah diperhatiin lagi, belakangan ini banyak job offers juga ya di linkedin nya abang stevan. Berarti pasti ada sesuatu yang berubah, yang bikin sampe Big tech company ini notice dia.
Ada yg kyk abang stevan ga di sini? Ditawarin banyak job offers di linkedin?
Berpikirlah itu si abang stevan...berpikir...dan berpikir….AHA
Teori dari abang stevan, yang dia menekankan ini hanya sebuah teori yang belum beneran dibuktikan, tapi betul2 make sense kalau menurut doi
Semenjak doi rajin nulis artikel di medium, doi jd banyak dapat connection request di linkedin. Akhirnya dia connect deh tuh link medium dia sama linkedin
Rajin update lah dia, promosi di linkedin akan konten2 artikelnya, ternyata emang banyak yg suka dan pada nanyain “eh ada hal baru lagi ga?”
Dengan mempromosikan diri di LinkedIn lewat artikel2 di mediumnya, pengguna lain mulai berinteraksi dengan konten dan profilnya doi.
Ini membuat algoritma peringkat LinkedIn mendorong stevan ke peringkat yang lebih tinggi. Jadi, ketika perekrut mencari Senior Data Scientist, stevan berada di urutan teratas (atau mendekati paling atas) dalam daftar.
Coba deh dipikir, Senior DS mana yang terbaik di mata algoritma peringkat LinkedIn? Orang yang mendapatkan profile viewers banyak dan kontennya mendapatkan engagement paling banyak.
Algoritma peringkat LinkedIn tidak tahu apa-apa tentang Ilmu Data atau pemrograman. Ia hanya mengetahui tentang engagement content dan interaksi profil.
Sebelum mimin tutup, mimin mau nekenin kalau hal ini masih sebuah teori dan belum 100% bisa dibuktikan. Namun, kita bisa banget ambil positifnya. Gaada salahnya kan mencoba hal baru? Lagian dengan menulis artikel bisa jadi bukti dokumentasi akan kapabilitas kita.
Terus itu linkedin jangan dianggurin doang temen2, taro tentang job experience kita aja ga cukup bro sistt kalau mau dapat tawaran2 menarik
Perlu juga untuk melakukan personal branding di linkedin. Misal share pengalaman conference kita lah, tulis2 artikel, kasih advice dan tips, dll
You can follow @pacmannai.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.