A-Z MASKNE (mask acne) đŸ˜· : semua yang perlu kamu tahu

-- sebuah utas --
Utas ini akan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Pendahuluan
2. Proses terjadinya (patogenesis) maskne
3. Pencegahan maskne
4. Tata laksana maskne
5. Penutup

Ready? Let's go! 👇
1. PENDAHULUAN

Maskne berasal dari dua kata, "mask" & "acne" yang berarti acne (jerawat) yang disebabkan karena pemakaian masker dalam periode waktu lama dan didukung oleh berbagai faktor.

Tidak hanya terjadi pada tenaga medis, namun juga pada populasi umum.
Berdasarkan gambaran klinis, akne dapat dibagi menjadi beberapa varian dengan karakteristiknya masing-masing.
Maskne diduga disebabkan akibat gabungan bbrp penyebab: gesekan, tekanan, keringat, polusi, dan oklusi berulang sehingga menimbulkan akne atau akne yg sudah ada menjadi lebih berat. Sehingga maskne digolongkan dalam akne mekanika.

Penyebab lainnnya: helm, topi, syal, jilbab, dll
Maskne juga dapat digolongkan sbg akne okasional, yaitu akne yg bersifat sementara dan swasirna, terjadi pada individu yang tidak rentan akne dan didahului pencetus tertentu (pada maskne: masker)
Saat pandemi SARS th 2004, maskne adalah kelainan kulit yang paling sering ditimbulkan akibat pemakaian masker. Selama pandemi COVID-19, sudah banyak penelitian yang menemukan hasil serupa.

Jadi, tidak heran bila maskne muncul setiap ada outbreak penyakit.
2. PATOGENESIS

Patogenesis akne secara umum dapat dilihat pada thread berikut: https://twitter.com/agungmrheza/status/1114377018936684544?s=20
Faktor external yang berpengaruh pada akne mekanika setidaknya ada dua, yaitu: faktor okupasional mekanik (gosokan, gesekan, tekanan, garukan) dan faktor iklim (suhu panas, lembap, radiasi sinar UV).
Kelainan yang terjadi pada kulit adalah:
- Penebalan epidermis akibat trauma mekanik berulang, sehingga kandungan air pada kulit berkurang dan sawar kulit terganggu, dan
- Ketidakseimbangan mikroorganisme dan gangguan imunitas bawaan
Selama pandemi, faktor yang memperberat maskne adalah:
- Riwayat akne sebelumnya
- Jenis dan bahan masker
- Lama pemakaian masker
- Kebersihan wajah, dan
- Pemakaian kosmetik
Individu dengan riwayat akne sebelumnya akan mengalami breakout akne yang lebih parah dibanding yang belum pernah mengalami akne sebelumnya, hal ini disebabkan karena berbagai faktor risiko yang telah dijelaskan di atas.
WHO membagi masker secara umum menjadi: masker medis, masker nonmedis, dan masker respirator.

Masker medis: surgical mask yang datar/berlipat, dikencangkan dengan tali pada telinga atau kepala belakang
Masker nonmedis: terbuat dari berbagai bahan kain tenun dan tanpa tenun. Perbedaan kombinasi kain dan bahan memberikan filtrasi dan kemudahan bernapas yang berbeda. Namun, masker nonmedis bukan alat kesehatan maupun alat pelindung diri ya!
Masker respirator (FFR) memberikan keseimbangan filtrasi, kemudahan bernapas dan kelebihan lainnya yang dapat memfiltrasi partikel hingga 0.075 mikrometer. FFR juga lebih rapat menutup wajah dibanding masker medis.
Penelitian oleh Rosner (2020) menunjukkan bahwa akne terjadi pada 53.1% responden. Akne terjadi setelah pemakaian masker antara 1-3 jam pada 11.1% responden, dan 47.8% melaporkan akne terjadi setelah pemakaian masker setelah 3 jam.
Tujuan membersihkan wajah adalah mengangkat kotoran yang menempel di wajah, kuman, dan sel kulit mati. Sehingga meningkatkan penetrasi aplikasi pengolesan perawatan wajah.

Gunakan sabun yang lembut, dan hindari sabun bersifat alkali karena mengganggu sawar lemak kulit.
Kosmetik dapat mencetuskan akne (& maskne) atau memperparah akne. Hindari kandungan kosmetik komedogenik berikut: isopropyl myristate, lanolin, alkohol stearat, cocoa butter, dan asam oleat.

Kandungan ini dapat ditemukan pada: foundation, sunblock, dan kosmetik lainnya
3. PENCEGAHAN
Rekomendasi WHO:
a. Hand hygiene
- Membersihkan tangan sebelum memakai masker
- Memposisikan masker dengan hati-hati
- Tidak menyentuh wajah saat memakai masker
- Melepas masker tanpa menyentuh wajah (hanya tali saja)
b. Masker
- Mengganti masker setelah lembap, sebaiknya tiap 4 jam
- Tidak menggunakan kembali masker sekali pakai
- Khusus masker N95, setelah digunakan harus disimpan dalam plastik khusus yang tertutup
- Meletakkan 2 lapis kasa di dalam masker untuk mengurangi evaporasi uap air
Han (2020) menyarankan untuk mengganti masker setiap:
- 4 jam untuk masker bedah, dan
- 3 hari untuk masker N95

Desai (2020) merekomendasikan untuk melepas masker selama 15 menit setiap 2 jam (bila kondisi sudah aman)
c. Wajah
- Menggunakan produk pembersih wajah dan pelembap yang mengandung bahan yang dapat mengontrol kadar sebum
- Mencuci wajah 2x/hari dengan air bersih, sabun yg lembut, tidak bersifat basa
- Menghindari pemakaian kosmetik berlebihan
Pelembap yg baik digunakan selama pemakaian masker adalah yg mampu mengontrol minyak, misalnya licochalcone A, dll
Lebih lengkapnya mengenai pelembap, dapat dilihat di thread saya disini: https://twitter.com/agungmrheza/status/1187593685061398528?s=20
American Academy of Dermatology Association juga menyarankan untuk menghindari mencoba skin care baru yang dapat mengiritasi kulit dan/atau lebih rajin lagi memakai produk retinoid, peeling kimiawi, dan exfoliant.
Baca lagi thread saya mengenai retinoic acid disini https://twitter.com/agungmrheza/status/1220010350738731013?s=20
Dan mengenai peeling kimiawi disini: https://twitter.com/agungmrheza/status/1261689576021569538?s=20
4. TATA LAKSANA
Bila maskne sudah terjadi, maka membutuhkan pengobatan. Meliputi:
a. Membersihkan wajah, dengan sabun lembut pH 5.5
b. Menggunakan pelembap "oil free" umumnya yang bersifat humektan dan emolien. Perhatikan produk yang dapat meningkatkan sebum seperti mineral oil atau vegetable oil ya

Kombinasi sunblock dengan pelembap dapat mencegah terjadinya hiperpigmentasi (bercak gelap) pasca inflamasi
Tingkat keparahan maskne tersering adalah ringan sampai sedang, sehingga tata laksananya meliputi obat topikal (standar) meliputi: retinoid, antimikroba (benzoil peroxide, klindamisin, dll).

Jika menjadi berat, akan dipertimbangkan pengobatan sistemik (obat minum).
Pemberian obat topikal atau sistemik idealnya diperiksa dulu oleh dokter spesialis kulit (SpKK/SpDV) karena sangat individual.

Terlebih saat ini marak penjualan bebas "obat jerawat" yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, misalnya isotretinoin.
Bahaya isotretinoin dapat dibaca di thread berikut: https://twitter.com/agungmrheza/status/1319243931398225921?s=20
5. PENUTUP
a. Take home messages
- Maskne termasuk ke dalam akne mekanika, dimana faktor utama adalah trauma oleh pemakaian masker yang lama pada wajah
- Pencegahan meliputi: bahan masker, lama pemakaian masker, kebersihan wajah, dan penggunaan kosmetik
- Rutin atau tidaknya skin care sangat mempengaruhi derajat keparahan maskne
- Konsultasikan kondisi maskne ke SpKK/DV agar terapi tepat
b. Sumber

Sekian, semoga bermanfaat :)
You can follow @agungmrheza.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.