Dari 500.000 SMS blasting kepada tenaga kesehatan yang merespon baru sekitar 71.000 atau baru 14,2%

Saran saya:
1. Perkuat & permudah sistem registrasi
2. Libatkan KOL & influencer yg tepat
3. Narasi tunggal yg jelas.

_
https://insight.kontan.co.id/news/respon-tenaga-kesehatan-yang-menjadi-target-vaksin-masih-rendah
1. Perkuat dan permudah sistem registrasi.

Pengalaman saya sendiri, masih terdapat beberapa kendala aplikasi http://pedulilindungi.id  yg dipakai registrasi.

Nomer hape, NIK kadang keliru meski sdh benar saat input. Pemilihan lokasi jg tak tersedia. Relatif lambat.
Utk registrasi sekarang dpt juga melalui Chatbot whatsapp (WA) di nomor 081110500567 yg dikelola @KemenkesRI

Registrasi juga bisa via Hotline Vaksinasi COVID-19 119 Ext 9.

Kanal2 registrasi ini masih perlu sosialisasi masif dan butuh waktu agar friendly.
Coba survei deh apakah setiap Dinas Kesehatan di daerah tahu kanal registrasi vaksinasi Covid-19?

Jika petugas Dinkes di daerah belum mengerti kanal2 registrasi, saran saya perkuat dulu petugas daerah sbg pemberi informasi & pendukung registrasi

Atau via organisasi profesi.
Konten cara registrasi juga perlu diperbanyak dan mudah dimengerti. Bagaimana mekanismenya, syarat yang mudah, dll.

Saya tahu ini juga nggak mudah sih, sesulit kita menangani Covid19.

Sebagai user, jika cara registrasi sulit, ya sudah nggak lanjut registrasinya.
2. Libatkan Key Opinion Leader (KOL) dan influencer yang tepat.

Sepertinya masih banyak tenaga fasyankes yang kurang antusias mengikuti vaksinasi. Sebaiknya libatkan dan gandeng KOL & Influencer spesifik, lokal dan tepat.

Pihak yg punya PENGARUH KUAT kepada tenaga fasyankes.
Setiap circle tenaga fasyankes punya orang atau pihak yang punya pengaruh.

Menggunakan "influencer nasional" atau via medsos boleh saja, tapi di lapangan itu ada influencer yg lbh nyata.

Bisa jadi profesor-nya, organisasi profesi, Dinkes setempat, ulama setempat, dll
Pengalaman dulu waktu isu haram vaksinasi MR, KOL atau influencer dari ulama tingkat nasional saja tidak cukup,

Upaya menggandeng ulama lokal yang berpengaruh cukup positif meningkatkan cakupan imunisasi MR.

Sosialisasi dg media lokal juga bagus pengaruhnya.
3. Narasi tunggal yang jelas.

Siapa sebenarnya target prioritas fase pertama vaksinasi Covid19? Ada yg bilang tenaga kesehatan, tenaga medis. Ada lg tenaga kesehatan dan tenaga pendukung fasyankes.

Itu menimbulkan kebingungan. Yg sy baca sih tenaga kesehatan & tenaga pendukung
You can follow @anjarisme.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.