Fasiq Dalam Bernegara : Antara Mbah Abu Bakar Ba’asyir dan Felix Siauw

- a thread -
Kedua figur ini kukenal sebagai pejuang khilafah yang tangguh dari generasi yang berbeda.

Ust. Abu Bakar Ba’asyir (ABB) dari masa kolonial. Sedangkan Felix Siauw (FS) dari generasi milineal.
Abu Bakar Ba'asyir keturunan Arab. Sejak lahir sudah Islam. Adapun Felix Siauw keturunan Cina yang baru masuk Islam pada usia 18 tahun. Abu Bakar Ba'asyir ikon gerakan wahabi jihadi. Sedangkan Felix Siauw ikon dari gerakan tahriri-siyasi.
Karena kegigihan keduanya memperjuangkan khilafah di wilayah NKRI, Abu Bakar Ba'asyir dan Felix Siauw itu WNI bukan?

Pertanyaan ini perlu diajukan lagi, setelah Abu Bakar Ba’asyir tetap menolak menandatangani pernyataan setia kpd NKRI dan Pancasila abg syarat bebas dari penjara.
Hari ini Abu Bakar Ba'asyir keluar dari penjara. Karena faktor kemanusiaan, mengingat usianya sudah 82 tahun. Abu Bakar Ba'asyir bebas murni setelah divonis 15 tahun penjara karena terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat pendanaan terorisme.
Kasus yang sama juga terjadi pada Felix Siauw saat akan mengisi pengajian di Masjid Manarul Islam, Bangil, Pasuruan (2017). Felix Siauw menolak menandatanganani tiga poin yang diajukan oleh Banser Pasuruan sebagai syarat.
Pernyataan tersebut yakni ;
1. Mau mengakui Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. tidak mendakwahkan konsep khilafah dalam pengajian tersebut. 3. bersedia meninggalkan HTI yang telah dibubarkan pemerintah.
Ada kesalahan memahami Islam di balik sikap penolakan Abu Bakar Ba'asyir dan Felix Siauw terhadap NKRI dan Pancasila. Tampak dari alibi yang kemukakan. Keduanya hanya mengakui Islam.
Bumi ini milik Allah. Harus diatur dengan syari’at dan hukum Allah. Mengakui NKRI dan Pancasila dianggap menyalahi aqidah dan syariat Islam. Bisa membatalkan keislaman (murtad). Dan akan mati dalam keadaan kafir.
Pejuang-pejuang khilafah yang berpikiran seperti Abu Bakar Ba'asyir dan Felix Siauw, mereka tidak bisa membedakan antara hakikat dengan syariat.
Bahwa bumi milik Allah, bahwa wewenang membuat hukum adalah hak Allah, bahwa hanya hukum Allah yang harus tegak, dan lain sebagainya, merupakan hakikat² dalam ajarah Islam. Tidak ada yang menolak hakikat² tersebut. Pancasila pada sila pertama juga mengakuinya.
Hakikat-hakikat dalam ajaran Islam diwujudkan dan dikongkritkan di dalam syari’at-syari’at. Yang masih syari’at, di-fiqih-kan. Yang masih abstrak dikongkritkan. Yang masih umum, dikhususkan. Yang masih mutlak, dibatasi ...
... Yang masih general, didetailkan. Yang masih tekstual, dikontekstualkan melalui ijtihad berdasarkan dalil, kaidah, dan maqashid syariat yang dilakukan oleh ulama yang berkompeten di bidangnya.
Kesalahan para pejuang khilafah yang berpikiran seperti Abu Bakar Ba'asyir dan Felix Siauw, mereka memandang empat pilar bangsa dan negara Indonesia: NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika dengan kacamata hakikat.
Padahal keempat pilar tersebut produk dari syari’at yang dihasilkan melalui proses ijtihad syar’i oleh para ulama yang dikenal jujur, ikhlas dan tulus. Keempat pilar tersebut dirumuskan justru dalam rangka merealisasi hakikat-hakikat dari ajaran Islam.
Sebagaimana kata Imam Malik, hakikat tanpa syariat adalah fasiq. Adapun syariat tanpa hakikat adalah zindiq.
Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi guru Mursyid dari Ayahanda Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. http://M.Sc  mengibaratkan syariat laksana baju sedangkan hakikat ibarat badan.
Fasiq dalam bernegara yaitu menginginkan tegaknya hukum² Allah swt tapi menolak syariat Islam dalam bentuk konsensus dan konstitusi negara. Fasiq dalam bernegara pertama kali dilakukan oleh kaum khawarij dengan jargon la hukmu illa lillah.
Para pejuang khilafah yang berpikiran seperti Abu Bakar Ba'asyor dan Felix Siauw ini ingin menegakkan hukum² Allah swt tapi tidak mengakui, menerima dan taat kepada pemerintah NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhinne Tunggal Ika, adalah orang-orang yang ber-hakikat tanpa syariat.
Mereka “berbadan tapi telanjang.” Selain fasiq dalam bernegara, perjuangan mereka juga palsu, penuh tipu-tipu dibaluti hawa nafsu. Mereka membawa kerusakan di tengah masyarakat dan mengancam eksistensi bangsa dan negara.
Muslim sejati adalah yang mengintegrasikan hakikat dan syariat pada dirinya. Mengamalkan hakikat di dalam batinnya, dan mengamalkan syariat dengan jasad lahiriyahnya. “Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.”
You can follow @Rahman_Nashir.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.