Apakah kalian pernah bertanya kenapa orang-orang Tionghoa datang ke Indonesia? Perjalanan Tionghoa ke Indonesia adalah kisah yang panjang dan telah berlangsung sejak lama. Orang-orang Tionghoa telah bermigrasi ke Indonesia sejak zaman kerajaan.

*utas/thread
Tercatat pada arsip sejarah Dinasti Han, di bawah pemerintahan kaisar Wang Min hubungan antara Nusantara dan Tiongkok sudah terjalin cukup baik. Pada saat itu, Nusantara disebut “Huang-Tse”. Hubungan diplomatik Tiongkok dengan Jawadwipa juga sudah terjalin sejak tahun 131 M.
Kerajaan Sriwijaya sempat menjalin hubungan jalur dagang dengan Tiongkok. Bahkan, Kubilai Khan pernah berseteru dan berperang singkat dengan kerajaan Singasari. Karena itu, sebagian bala tentara Kubilai Khan pada akhirnya menetap dan berasimilisasi dengan penduduk setempat.
Tak cuma tokoh politik, tokoh-tokoh agama dari Tiongkok juga sempat singgah ke Nusantara. Beberapa di antaranya adalah Fa Hsien yang singgah ke pulau Jawa, Hwi Ning yang singgah ke Jawa Utara, dan I Tsing yang singgah ke kerajaan Sriwijaya.
Letak geografis Indonesia yang strategis membuatnya menjadi pusat jalur perdagangan dunia, sehingga banyak pengelana dan pedagang asal Tiongkok menetap di sana.
Namun, hubungan perdagangan baru terjalin pada zaman dinasti Ming. Beberapa pedagang menetap di Temasek dan Palembang. Menurut catatan Ma Huan, komunitas-komunitas penjaga Tionghoa terbentuk di kota-kota Jawa Utara pada tahun 1416.
Jumlah penduduk yang padat di Tiongkok membuat banyak sekali warganya mencari cara untuk bertahan hidup dengan berdagang atau mencari kesempatan di negara lain. Mereka kesulitan untuk mencari pekerjaan di sana.
Ada juga alasan politik. Pada masa itu, Tiongkok dijajah oleh bangsa lain, terutama Dinasti Mongol dan Manchu pada abad ke-12 dan ke-17. Belum lagi, orang-orang Eropa mulai berdatangan ke Tiongkok pada abad ke-16, membuat letak Nusantara semakin diketahui oleh banyak orang.
Transportasi laut yang mengandalkan arah mata angin membuat banyak sekali pengelana dan pedagang yang harus menetap di Indonesia pada saat itu, kurang lebih enam bulan untuk menunggu arah mata angin berbalik.
Masuk ke zaman penjajahan kolonial Belanda, pemerintahan Hindia-Belanda membuka lahan perkebunan dan timah pada tahun 1860-1890. Hal itu mendorong orang2 dari Tiongkok bermigrasi dan menetap di Indonesia. Kebijakan pelonggaran izin semakin memancing gelombang migrasi selanjutnya.
You can follow @suaraperanakan.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.