Tadi siang sampai sore, saya silaturahmi ke Pak Tawas, penggerak usaha tempe di Kedaung, Pamulang, Tangsel. Ditemani Ketua DPC PSI Pamulang, Bro Damar Parikesit. Alhamdulillah mogok berakhir. Insya Allah tempe bisa diperoleh besok di tukang sayur dan pasar.
Pak Tawas cerita kalau harga kedelai mengalami naik tinggi. Bahkan hari-hari sekitar natal, sempat sehari harga kedelai naik 2x.
Sebelum mogok produksi, harga kedelai menurut beliau Rp6.400-6.500/kg, lalu total naik hingga Rp9rb lebih. Terakhir beli kata beliau Rp9.400.
Sebelum mogok produksi, harga kedelai menurut beliau Rp6.400-6.500/kg, lalu total naik hingga Rp9rb lebih. Terakhir beli kata beliau Rp9.400.
Harga kedelai Rp9.400/kg membuat perajin tempe mengibarkan bendera putih. Susah utk produksi dgn ukuran dan harga yang sama. Harus melakukan serangkaian penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan adalah memperkecil ukuran tempe dan menaikkan harga jual. Suatu pilihan yang tidak mudah karena menurut perajin dan pedagang, tempe ini tergolong elastis terhadap harga.
Saya ingin menyanggahnya, tapi rasanya perajin dan pedagang jauh lebih mengerti.
Saya ingin menyanggahnya, tapi rasanya perajin dan pedagang jauh lebih mengerti.
Satu lonjor panjang tempe bungkus daun pisang ini harganya Rp50rb. Biasanya 45rb. Ukuran juga berubah.
Ada berapa perajin di sekitaran Kedaung, Pamulang? Menurut Pak Tawas bisa ratusan. Kalau dikumpulin se-Pamulang, konsumsi kedelai harian bisa 15-20 ton.
Ada berapa perajin tahu-tempe se-Indonesia? Yg ikut mogok produksi saya baca di kisaran 160rb perajin. Jika dihitung dgn pekerja dan keluarga, yang bergantung langsung dengan tahu tempe mungkin bisa jutaan jiwa.
Belum dihitung yang bergantung dgn olahan tempe-tahu. Tukang gorengan, restoran, katering, hotel dan mungkin juga industri utk bikin keripik tempe. Besar sekali dampak pengganda ekonominya. Memberi nafkah begitu banyak orang.
Kita bisa sharing pengadaan kedelai, kritik thd pemerintah, alternatif solusi, dll Bisa banget.
Tapi saya rasa yang tidak kalah perlu utk dilakukan adl membantu beli tempe-tahu dgn harga yg 'baru'. Membantu menjelaskan ke berbagai pihak, perajin terpaksa melakukan penyesuaian.
Tapi saya rasa yang tidak kalah perlu utk dilakukan adl membantu beli tempe-tahu dgn harga yg 'baru'. Membantu menjelaskan ke berbagai pihak, perajin terpaksa melakukan penyesuaian.
Nafkah perajin tahu-tempe harus dibantu terlebih dahulu. Sembari bisa membicarakan hal-hal yg relatif 'berat' spt kritik dan masukan terhadap pengadaan kedelai. Saya yakin banyak yg pinter dan bersedia membagi informasi atau memantik diskusi yang menarik.