Betapa sebuah ucapan itu bisa mengubah hari atau bahkan hidup orang. Aku punya cerita tentang hal ini.
Mau baca?
Jadi ceritanya, taun 2016 aku ada sebuah event di Jogja. Pasca event, ada anak muda mengirim DM, berharap utk bertemu dan mengobrol. Lalu, aku jawab, malamnya aku akan ada meeting di salah satu cafe di Jakal. Kita bisa ngobrol di sana, pasca aku meeting. Dia pun menyanggupi.
Malemnya, abis aku kelar meeting, pemuda ini ngabarin klo dia udah nunggu di teras cafe. Dia memperkenalkan diri dgn sopan. Namanya Sharif, anak perantau dr luar Jawa. Ku buka dgn obrolan2 ringan. Krn ku lihat dia msh canggung, jd aku inisiatif buat sok akrab. Ku lempar jokes om2
Sharif mulai tertawa kecil. Wajahnya yg awalnya kaku kayak orang yg pake masker Jafra, berubah jadi santai, layaknya teman yg lama tak bertemu.
Akhirnya, ku tanya, ada apa kok ngajak ketemu?
Dia pun mulai menceritakan kegelisahannya. Jadi, dia baru merintis bisnis kecil.
Dia bingung bagaimana mempromosikannya. Dia bingung gmn social media handlingnya. Dan dia bertanya cara bangun branding.
Sblum pembicaraan makin serius, kopi datang, & kami menyeruput kopi itu bersama. Kami saling tatap, dalam.. Sesekali dia tersenyum, matanya menyipit. Lucu.
Akhirnya ku jelaskan bbrp poin:
1. Bisnis yg besar itu biasanya karena bisa menjawab keresahan di area market tersebut.
2. Sosmed utk bisnis itu gak selalu utk promosi2. Bisa jg utk bangun engagement ke customers.
3. Content is the king. Kontenmu = senjatamu masuk ke market.
Malam itu ku layani Sharif mengobrol hingga tengah malam. Kadang aku gak akan ngobrol lama2 krn tau org yg ngajak ngobrol cuma basa-basi. Tp dgn Sharif, ku lihat dia punya Passion dan “api” semangat yg membara.
Bahkan, seingatku, dia suka mencatat apa yg ku bicarakan mlm itu. 👍🏻
Karena paginya aku flight awal, kami pun menyelesaikan obrolan itu, sebelum berpisah dia mengajakku berjabat tangan, sambil mengucapkan terima kasih dan mohon doa agar sesukses diriku, katanya.
Aku jawab dengan kalimat, “justru ku doakan biar kamu lebih dari aku suksesnya. Amin”.
Akhir taun kemarin, aku cabut ke Jogja dalam rangka solo road-trip menggunakan mobil tuaku. Aku berniat mencari destinasi2 yg seru utk ku mampir.
Saat itu, aku menemukan sebuah foto tempat kuliner yg viral. Kopi Ampirono. Lokasinya di Kulon Progo. Jauh dari kegaduhan kota. Cocok.
Aku memesan Kopi Joss (Kopi Arang) dan beberapa gorengan. Ku nikmati sambil menghadap hamparan sawah dan duduk lesehan di tikar. Damai.
Baru bbrp saat, ku dengar ada yg memanggil namaku. Aku menoleh. Terlihat wajah pemuda yg aku samar2 ingat. “Bang.. aku Sharif”
Aku kaget, mendengar nama itu aku langsung ingat, “Kamu yg dulu ngajak ngobrol di Cafe Jakal ya?”
“Iya Bang. Selamat datang di warung kecil2an saya”
Aku terperanjat kaget. Karena seingatku, taun 2016 Sharif tuh baru buka bisnis angkringan. Skrg bisnisnya udah begini?? 😱
Kami mengobrol & bernostalgia. Selain membahas apa yg pernah kami obrolkan, aku pun gantian bertanya ke Sharif ttg bagaimana pola market Jogja barat, bagaimana dia mengelola bisnis sambil berkolaborasi dgn warlok, dan rencana ke depannya.
Sharif sudah berubah.. tp jd lebih baik.
Sharif yg skrg udah terlihat jauh lbh berpengalaman, lebih pede, & tetap membumi.
Dia berkali2 mengucapkan makasih utk apa yg kami obrolin di 2016, & dia bersedia membantu kalo aku mau berbisnis di daerah sana jg.
Bgitu tau cara dia ngerintis, aku cuma bisa blg, anak ini gila sih
Oiyah, ini video pendek pas gue ketemu Sharif kemarin. Anaknya emang seramah itu. Dan dari dulu ga banyak berubah. Kayaknya cuma warna rambut yang berubah.
Karena waktu mulai malam, aku memutuskan utk berpamitan kepda Sharif, dan berterima kasih atas obrolan sore itu. Aku belajar buanyak dr Sharif ttg bisnis.
Nah, kurang ajarnya, saat aku mau bayar, kasir bilang bonnya ilang.
Aku blg aku msh inget apa aja yg ku pesan, aku mau bayar.
Tapi kasir blg “gak boleh sama mas Boss”, alias Sharif.
Aku maksa buat bayar, Sharif tetap menolak.
Aku tuh gak mau gratisan di bisnis teman. Aku merasa salah. Tapi kata Sharif, dia ikhlas, dia mau balas budi aja. Aku pun menyerah utk maksa bayar. Aku ucapkan makasih dan pamit.
Akhirnya, aku berjalan ke parkiran mobil. Sharif tetap menemani sampai dibantu nyebrang jalan dan meminta kang parkir utk gak menerima uang parkirku.
Aku cuma bisa geleng2 kepala. Ternyata feelingku ttg anak ini dulu, benar. Dia layak jd besar, krn jiwanya jg besar.
Aku pun memacu mobilku meninggalkan Kopi Ampirono. Sambil berpikir, “ternyata hal sesederhana perkataan maupun doa, bisa memberikan dampak yg luar biasa kepada orang juga”.
Aku jd ngerti, menanam sekecil apapun kebaikan, ternyata ga bisa terlupakan oleh org yg pernah kita baikin.
Itulah, teman2.. Sebagai manusia, pastinya dulu aku banyak salah, khilaf, sombong, & segala sifat buruk yg ada.
Tp semakin ke sini, aku ingin berusaha utk jadi org yg semakin berguna, dan berjasa utk dunia. Nikmat ternyata.
Semoga kita semua bisa selalu bersama dlm kebaikan. 👍🏻
You can follow @shitlicious.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.