beberapa berita baik terkait vaksinasi:

• target populasi vaksin menuju arah yang benar, setidaknya sudah dipertimbangkan untuk lansia, dan potensial diinklusi kemudian.
• akhirnya, target cakupan di populasi target disiapkan untuk 100% 😍

https://setkab.go.id/menkes-vaksinasi-covid-19-dilakukan-bertahap-pertama-untuk-13-juta-tenaga-kesehatan/
kenapa upaya 100% cakupan di populasi target penting? uncertainty dari data empiris yang ada sejauh ini.

misal, primary outcome uji klinis vaksin saat ini utamanya disease reduction (which doesn't necessarily imply infection/transmission reduction). https://twitter.com/fadilify/status/1339110873311408130?s=20
efektivitas vaksinansi di populasi tidak sekadar individu sudah tervaksin atau belum, tapi juga di antaranya:

• efikasi protektif spesifik (disease? infection? transmission?)–jika hanya yang pertama, herd immunity bukan tujuannya, tapi fokus reduksi morbiditas dan mortalitas
• derajat efikasi, durabilitas
• kemerataan distribusi imunitas dari vaksin
• population mixing

poin-poin asumsi di atas harus jadi pertimbangan apakah kita nanti benar-benar bisa kembali ke kehidupan normal pre-pandemi (i.e. tidak perlu nonpharma interventions 3m 3t lagi).
sebelum asumsi-asumsi di atas bisa terpenuhi dengan cukup reasonable (terbaik ya didukung oleh data empiris) dan dibuat (minimal) modellingnya seperti apa, nonpharmaceutical interventions jangan kendor~
terkait pentingnya memprioritaskan lansia, contohnya: https://twitter.com/andradjaafara/status/1338073216527556614?s=20
besar kemungkinan karena temuan fase 3 sejauh ini mayoritas 18+ tahun (pfizer, misal, hanya 16+). jadi definisi target populasi sementara saat ini memang belum termasuk <18.

trial lanjutan di usia yang lebih muda menyusul. https://twitter.com/jruuk/status/1343963923762925568?s=20
efikasi vaksin terhadap covid simtomatis itu *relative* risk reduction.

jika risiko absolut baselinenya rendah (c/ anak), efek vaksin di populasi ini juga tidak seberdampak seperti vaksinasi pada populasi dg risiko absolut baseline tinggi (c/ lansia). https://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10654-020-00698-1
tapi bukan berarti mereka tidak perlu divaksin. risiko tetap ada pada anak.

hanya belum didukung data empiris aja. dan untungnya, on average, morbiditas mortalitas pada anak relatif tidak separah yang lebih tua. prioritas.
it depends:

• flattening the curve?
• herd immunity?

poin satu, setidaknya bisa diestimasi. kasarnya, dg coverage 100–kalaupun hanya 50%, kasus covid simtomatik di 18+ indo saat ini turun setengahnya. banyak banget.

poin dua, masih penuh tanda tanya. https://twitter.com/riohermantara/status/1343993938378686464?s=20
jadi bisa aja vaksinnya menurunkan risiko covid parah, tapi tetap bisa menularkan ke orang lain.

jadi efek paradoks karena infeksi corona yang asimtomatis (kalau sistem 3t masih kayak di indo), makin sulit terdeteksi.

maka kalau udah divaksin generasi sekarang, tetep 3m 3t.
pastinya model-model matematis berikutnya akan memasukkan parameter efikasi vaksin juga, bagaimana efeknya ke populasi.
You can follow @fadilify.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.