For remind myself and y'all in order to not too much playing phone, BTS gave this song to us 🤧

How dangerous the phone is, find the answer through this song,
BTS' Song Analysis "Could you turn off your cell phone?" : a long thread
Karena lagu yg masuk dalam tracklist Dark and Wild ini rilis ada tahun 2014 tepatnya pada tanggal 19 agustus, maka dalam analisisnya gua bakalan throw back in time di tahun yang ga melampaui tahun 2014.
Beberapa penelitian tentang how harmful phone I took di tahun yang sama, 2014. Karena I think how they has been composed the music is based on phenomena at that time. But, surprisingly phenomena tersebut masih relate sampai sekarang.
Mostly banyak yang belum tau tentang lagu ini, karena termasuk underrated. Padahal lagunya bagus, vibenya kayak lagu embarrassed, menenangkan tapi punya deep meaning as always BTS composed its lyrics.

Kalian bisa dengerin sendiri di Spotify https://open.spotify.com/track/1dodR9RPo1GpbmAesiCzuM?si=biGXSAncR-mZBq1uZROz3Q
Fyi,

Sebagai negara yg menjadi rumah lahirnya Samsung & beberapa akses internet paling keren di dunia (baik seluler maupun terprogram), maka tdk menjadi hal yg mengejutkan jika orang²nya membawa kebiasaan digital ke dlm fase yg lebih dari umumnya / bisa dibilang ekstrim.
Fenomena kecanduan ponsel ini terjadi bukan hanya di negara tertentu but we knows well it have had been globally. Terlebih di era revolusi 4.0 ini, era dimana Internet of Things dan Big Data menjadi unsur utama dan sudah menjadi bagian dari diri kita sekarang.
Ironinya, BTS menulis penggalan lirik diatas bukan hanya untuk mengingatkan para pendengar musiknya, tapi sekaligus untuk mengingatkan diri mereka sendiri.
Mereka dengan gamblang menginterupsi agar kita menutup smartphone dan menikmati moment yang ada. bukan bearti kita tidak diperbolehkan untuk bermain smarthone ya, hanya saja disini ketika kita sedang bertemu atau menghabiskan waktu dengan orang lain.
Please dont look at your phone, stop main smartphonenya. Kita nikmati moment tanpa ponsel pintar tersebut.
Penggalan lirik diatas pun merepresentasikan perasaan mereka ketika mereka mengadakan konser, BTS ingin agar kita menikmati musik mereka tanpa gangguan. Mereka ingin agar kita look at their faces through our eyes tanpa perlu kita sibuk merekam smpai kita tdk menikmati moment tsb
Kita semua menyebutnya ‘ponsel pintar’ namun faktanya kita semakin bodoh. Kenapa dua kalimat tersebut sangat kontradiktif? Lalu apa kebenaran yang sesungguhnya?
Smartphone nyaris kita gunakan dari bangun tidur hingga akan kembali tidur. Tujuannya adl u/ mempermudah kehidupan manusia. Tapi tubuh kita juga memiliki tanggapan ketika kita terlalu sering terpapar smartphone. Salah satunya adalah otak. Sayangnya reaksi otak in tergolong buruk.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Lustig dan para peneliti dari ilmu psikologi dan komputer mengungkapkan penggunaan ponsel berlebihan pada aplikasi media sosial akan menimbulkan banyak sinyal di otak manusia.
Ketergantungan pada media sosial juga bisa dilihat dengan perasaan bangga jika orang lain ‘likes’ foto atau memberikan komentar pada postingan.
Disetiap waktu kita mengecek ponsel secara berkala atau hanya sekedar membuka aplikasi yang ada. notifikasi dari ponsel tersebut membuat otak manusia merasa stress dan ketakutan secara terus-menerus.
Dengan begitu, bagian dari otak yang biasanya berhubungan dengan fungsi kognitif prefrontal cortex, akan mengalami kerusakan serius. Hal ini menyebabkan otak kita mengalami kebodohan. Ketergantungan inilah yang udah gua singgung dipenjelasan awal sebagai sindrom nomofobia.
Siapapun itu, jika kita sdg berbicara dg orang lain tapi lawan bicara kita malah asyik dg smartphonenya. Bukankah hal tsb menyebalkan? seolah kita tdk dihargai. Ini adl satu dampak dari penggunaan ponsel yg berlebihan yg membuat kita kadang tdk bisa menempatkan manner yg tepat.
Masih tentang bad effect of smartphone, lirik rapp RM ini menggambarkan a little things yang dilakukan oleh pecandu ponsel. Terkadang sampai ke kamar mandi, kita pun membawa ponsel hanya untuk mengabari orang lain untuk apa? How fuckin addictive we are?
Tidak hanya itu, kita pun tau jika sekarang perihal pup di wc takut bosan, kita sampai membawa ponsel. Kita membawanya kemana-mana.
Dalam sebuah pertemuan, karena terlalu fokus dengan benda mati nan pintar tersebut, kita hanya tersenyum tipis kepada orang lain yang berada didalam pertemuan dan kembali fokus ke layar tipis tersebut seolah kita adalah orang yang pinter karena terlalu ‘sibuk’.
Lirik ini memperlihatkan kekecewaan. Sgt tdk lucu jika kita sama sekali tdk bertemu dg org yg kita inginkan & ketika bertemu yg dilakukan lagi² sibuk dg smartphonenya. Hanya karena melihatnya update setiap hari di medsos bkn bearti bertemu. Semua masih hanya sebatas virtual.
Sadar tidak sadar kita mengabaikan dan tidak menghargai moment yang ada bersama dengan orang lain hanya karena kita terlalu fokus dengan smarthone. Seolah mendadak menjadi orang popular karena memenangkan sebuah lotery.
Kritik selanjutnya diungkapkan oleh Suga dan secara to the point di tujukan kepada warga negaranya sendiri, Korsel.
Abad ke 21 adalah abad dimana generasinya disebut dengan generasi alfa, generasi yang akrab dengan teknologi, generasi yang dengan mudah mendapatkan informasi kapan dan dimana saja, generasi ini juga diklaim sebagai generasi paling sejahtera.
Namun akan menjadi sebaliknya jika kita tidak bijak dalam melakukan banyak hal contohnya adalah pembatasan diri dalam penggunaan smartphone.
Korea Selatan benar-benar membuat penduduknya terhubung dengan ponsel dan internet yang memiliki kecepatan nomor 1. Bahkan Jepang dan Amerika Selatan pun tidak dapat mengungguli kecepatannya.
Penetrasi penggunaan ponsel canggih di Korea Selatan juga telah mencapai 98% untuk anak umur 18-24 tahun. Ini artinya hampir semua orang Korea Selatan bisa menggunakan teknologi yang berasal dari negaranya dengan baik.
Tapi lantas bkn bearti tdk ada dampak negatif yg mengikuti. Semakin majunya teknologi digital di Korsel berdampak pada aktivitas pada ponsel yg setiap tahunnya mengalami perkembangan & penambahan fitur yg membuat warganya semakin sulit u/ melepaskan diri dari benda ponsel.
"talking face to face is an old story now"

Seolah terbius dg kecanggihan ponsel, hingga membuat mereka menghabiskan banyak waktu untuknya. Bahkan hanya untuk sekedar menatap lawan ketika berbicara pun seakan sekarang menjadi cerita lama. Mereka tetap menatap pada layar ponsel.
Beberapa frasa ini merujuk pada kegiatan kita ketika fokus pada layar ponsel. Sebentar² kita menggeser layar u/ membuka kuncinya, menggeser u/ mengetik. BTS membenci hal tersebut, ketika terdapat waktu yg berharga u/ dihabiskan bersama² tapi moment tsb rusak karena ponsel.
Eating with your eyes adalah idiom yang memiliki arti ‘melihat makanan sebelum mecicipinya, penampilan visual dari makanan mempengaruhi nafsu makan bahkan sebelum mencicipinya.
Pada bagian lirik ini ‘ Are you eating with your eyes like girls do?’ 

Kita akan membahasnya lebih dalam, karena termasuk ke dalam sebuah kajian narsisme dan bagaimana sterotype masyarakat bekerja. Wanita kerap kali disebut sebagai manusia narsis.
Sehingga kalimat ‘like girls do’ seolah mendukung dari statement tersebut tapi yang ingin disampaikan oleh Bangtan adalah hal yang sebaliknya. Kata you disini merujuk kepada siapapun pecandu smartphone, maka kita bisa mengeneralisasikannya both boys and girls.
Sebuah penelitian yg dilakukan University of Buffalo, America mengungkapkan bahwa wanita bukanlah makhluk paling narsis melainkan pria. Studi tersebut menambahkan analisis data yang terkumpul dari lebih 475000 orang dalam 355 artikel jurnal yang diterbitkan selama 30 tahun lebih.
Narsisme meliputi 3 aspek yaitu; leadership/authority (kememimpinan/kewenangan), grandiose/exhibitionism (suka membesar-besarkan/memamerkan kecakapannya) dan entitlement (kekuasaan).
Bagian exhibitionism inilah yang paling berpengaruh dalam membangun sterotype masyarakat dan menyesampingkan 2 aspek lainnya sehingga wanita kerap kali dianggap sebagai makhluk yang paling narsis dimuka bumi ini.
Menampik stigma yg telah ada dan meluruskannya adalah hal yang ingin BTS sampaikan kepada pendengar musiknya melalui lirik diatas.
Terlalu banyak memikirkan visual dari makanan, layaknya stigma yang berbicara mengenai kenarsisan kaum wanita. Padahal merujuk kepada genderless antara keduanya, wanita dan pria.
Hal tersebut sangat memuakkan ketika makan disuatu tempat tapi yang dilakukan adalah memotret makanan tersebut dengan berbagai angle, memamerkannya ke medsos. Sehingga tidak menikmati makanan yang dihidangkan.
Terlalu asyik dengan visual yang terlihat dan memamerkannya entah itu di facebook, twitter dan yang sedang trend sekarang di story instagram.
Hidup serasa tidak lagi nyata. Tapi 3D atau yang kita kenal dengan Digital Communication, seperti yang disinggung baru² ini di MV BTS EGO. Digital Communication adalah komunikasi melalui 1 dan 0 atau menggunakan basis sinyal komputer atau visualisasinya seperti di film matrix.
Semakin canggih teknologi maka kita akan semakin menjauhi kehidupan real, semuanya akan serba virtual.
Lirik selanjutya memperlihatkan fenomena yang sedang trend lainnya hhingga saat ini, salah satunya adalah memotret segala sesuatu yang ingin kita makan, kita beli dan apaun yang kita lakukan lalu mempostingna di akun sosial media kita.
Entah untuk tujuan kesenangan semata atau untuk pamer seakan ingin memberitahukan kdaily life yang dijalani kepada orang-orang yang bahkan hal tersebut tidaklah penting!!
Kita pun bisa melihatnya sekarang dikeseharian kita banyak sekali orang atau mungkin kita sendiri, makan pun kita sambil bermain smartphone entah itu tap tap untuk update, comment atau hal lainnya di medsos, +
atau bahkan memvideo diri sendiri yang sedang makan dan tanpa sadar makanan yang kita makan spitted out our mouth. Dan berujung menghapus kembali rekaman tersebut karena ekspectation have to great.
Karena sangat menyebalkan, BTS sampai ingin mempublikasikan moment tersebut as the behind of the scene the video has taked several times before it upload.
Ketika ponsel masih memiliki berat 2 kg yang ditemukan oleh Martin Cooper pada tahun 1973, belum merajai dunia dan membuat manusia merasa ketergantungan seperti layaknya oksigen, berbicara dan berinteraksi langsung merupakan kegiatan yang sangat menenangkan.
Ketika ponsel masih belum memiliki embel-embel smart karena belum adanya aplikasi medsos dan hanya bisa digunakan untuk komunikasi jarak jauh seperti telpon dan sms. Ponsel tersebut tidak menebabkan sebuah pertemuan berharga berarkhir dengan hampa.
Ketika Smartphone hadir, memang sebuah komunikasi jarak jauhpun bisa dijangkau namun terdapat nilai minusnya jika kita menjadi candu akan smartphone, maka seolah sedang ramai (di medsos) tapi yang sesungguhnya kita hanya diam. Life is like 3D.
Baris lirik ini juga menjadi sebuah tamparan keras bagi kita. Kita sama sekali tidak bisa memungkiri jika kehidupan kita dipermudah dengan teknologi tapi hal yang sebaliknya pun terjadi lack of communication, +
keinginan untuk berkomunikasi secara real masih tetap menjadi main purpose dan hal yang paling berharga tanpa gangguan ponsel pintar. Jadi bijaklah dalam menggunakan smartphone, jangan biarakan smartphone dengan sagala tipu dayanya membuat moment yang berharga menjadi hampa.
Buat lagu² BTS lainnya yg bahas soal isu sosial kalian bisa baca disini, https://twitter.com/Kugeeee1/status/1317974093203869696?s=19
You can follow @alwaystay6.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.