Menurut gue sih simplenya kalau lo orang kaya gausah bikin2 thrift store kecuali itu emang bekas lo sendiri. Ngeborong barang dari lower-class distributors dengan harga murah cuma buat dijual lebih mahal lagi is inherently harmful and disrespectful.
Di posisi aslinya, ketika distributor “thrift shop” murah ada di pasar tradisional, target konsumen utamanya adalah masyarakat kelas bawah yang memang butuh pakaian dgn harga terjangkau. Mereka yang paling berhak untuk bisa mengakses pakaian bekas ini.
Ketika pakaian2 ini diborong oleh orang kaya dan di appropriate, di rebranding jadi lebih ‘elit’ dan dimahalin buat profit mereka, target konsumen berubah, bergeser ke masyarakat menengah-atas yang gaul di sosmed dan kebawa sama pop culture yang mempopulerkan.
Sementara, masy. bawah yang awalnya bisa beli langsung di pasar trad, di distributor awal, mereka mana ngerti thrift shops edgy nan indie di ig? Akhirnya yg paling berhak untuk mengakses pakaian murah, malah ga bisa nemu yang bagus2 lagi. Kaya gini kan kurang ajar