Sebuah Utas tentang gambar anak-anak yang melegenda (/1)
Teman2 semua pasti pernah "diajarin" gambar gunung, sawah, matahari, yg advance ada tiang listrik atau orang2 sawahnya. Gambar lainnya adl pohon kelapa, pantai, laut, dan burung2. Semua gambar ini ada istilah kerennya loh
Teman2 semua pasti pernah "diajarin" gambar gunung, sawah, matahari, yg advance ada tiang listrik atau orang2 sawahnya. Gambar lainnya adl pohon kelapa, pantai, laut, dan burung2. Semua gambar ini ada istilah kerennya loh
Namanya Mooi Indie. Aliran seni lukis pd abad ke-19 yg artinya Hindia Molek, Elok. Saat itu Belanda lagi gencar2nya menarik wisatawan Eropa ke "Indonesia" yg saat itu namanya masih Hindia-Belanda. Kok bs kita jadi gambar dan tnyata membawa paradigma yg salah ttg seni rupa? next..
Kita lihat dulu ya contoh lukisan2 mooi indie ini. Gaya yang ditunjukkan adalah naturalis realis. Objek lukisannya pemandangan, dan wanita2 Indonesia yang eksotis. Eksotis disini bukan berarti kulit yg cokelat dan cantik (saja). Tetapi 'seksi' karena yg digambar setengah busana.
Kalau laki-lakinya digambar sebagai orang desa, penari, atau bangsawan yg bergaya Hindia-Belanda. Aku ga jelasin teknis2 dan sejarahnya panjang2 krn kalian bs google sendiri, tapi aku mau cerita lebih lanjut efek samping paradigma kita yg agak salah ttg seni rupa dimulai dari SD
Sampai saat ini, sekolah2 masih mengajarkan ke anak2 SD sebagai gambar dasar karena kita sebenarnya masih mengadaptasi sebagian 'kurikulum Belanda' selain itu juga aliran ini bisa mengajarkan anak2 teknik perspektif yg sederhana, prinsip keseimbangan, dan juga bentuk dasar
Bagus sih.. tp permasalahannya adl paradigma kita menjadi salah ttg seni rupa khususnya lukisan. Seni rupa yg "bagus" akhirnya dianggap harus beraliran naturalis/realis (menyerupai yg asli) padahal gaya lukis beraneka ragam, ada ekspresionism, cubism, romanticism, sampai abstrak
Hal ini karena di sekolah kita kurang diekspos tentang pergerakan gaya dan aliran seni rupa yang beraneka ragam. Efek samping lainnya adalah, kita jadi merasa bahwa 'aku engga bakat gambar' dan akhirnya takut sama hal2 yang berbau seni karena merasa asing sekali dengan dunia seni
Kita juga jadi merasa bahwa seni rupa itu kaku banget, karena diajarkan keseimbangan yg simetris, warna yang harus biru untuk gunung, sawah yang hijau, pokoknya teoritis sekali kesannya. Belum lagi kalian pasti pernah disuru gambar buah-buahan yg bentuknya ga bole penyok2
Untungnya, S. Sudjojono, pembuat nama Mooi Indie ini protes berat. Dia bilang "lukisan-lukisan pemandangan yang serba bagus, serba enak, romantis bagai di surga, tenang dan damai, tidak lain hanya mengandung satu arti: Mooi Indie (Hindia Belanda yang Indah)" -- sebuah ejekan
Dia 'protes' bahwa pelukis Indonesia harusnya lebih jujur akan isi lukisannya. Negeri kita saat itu keadannya tidak seindah lukisan pemandangan yg kaya surga gitu. Kita lagi dijajah woi, kita sengsara, miskin, dan juga manusia Indonesia beraneka ragam budayanya
"Dongeng" Mooi Indie ini akhirnya berakhir dengan berdirinya PERSAGI, Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia. Pergerakan seni rupa yang cukup mengubah gaya lukis kita, dari yang kaku, menjadi ekspresionis, memiliki jiwa apa adanya, dan lebih jujur apa adanya.
Sekian dulu cerita tentang Mooi Indie, besok2 kalau aku cerita ttg PERSAGI gimana? Dan... kenapa kita jadi balik kaku gini sih?? Ya.. kembali lagi ini ada hubungannya sama kurikulum sekolah kita :)
Mari berdiskusiii :D
Mari berdiskusiii :D
Terima kasih @historia_id pernah menuliskannya ttg ini, monggo disimak: https://historia.id/kultur/articles/mooi-indie-diserang-lalu-disayang-PMr16/page/1