Jujur, saya dulu mengenyam pendidikan hanya karena tuntutan orang tua. Dan hal tersebut didukung oleh sistem pendidikan Indonesia saat ini, dimana kebanyakan sang pengajar hanya menjadikan sosok guru sebagai profesi pekerjaan.
Hal tersebut membuat kebanyakan pelajar tidak berkompeten. Cendrung nakal dan berontak kepada sistem yang ada
Kurikulum diubah-ubah, aspek keagamaan dan moral sering diabaikan, atau bahkan dikerdilkan.
Walau begitu, pendidikan di Indonesia seakan-akan hanya mencetak karyawan atau buruh yang taat. Tidak perlu soal kreatif, yang penting patuh
Bagi yang teladan, akan mendapatkan nilai yang tinggi. Dan bagi yang kreatif, sering diabaikan dan dihambat karena dianggap mengacaukan sistem yang ada
Kita juga diajarkan menjadi orang pintar. Tapi tidak diarahkan menjadi orang yang bijaksana.
Oleh karena itu, hendaknya setiap instansi pendidikan mengajarkan soal niat.
Niat adalah hal yang baik, murni dari hati dan tenang dalam setiap pengerjaannya.
Teringat oleh saya cerita teman saya yang merupakan alumni pesantren.
Pertama kali yang ia pelajari adalah hadis tentang niat.
Innamal A'malu Binniat Wa Innama Likullimriin Ma Nawa'
(Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya)
Selanjutnya, jika saya ataupun anda ingin memperoleh ilmu.
Pegang teguh niat tersebut, karena masih banyak dijumpai orang yang kuliah, sekolah atau lainnya hanya untuk kepentingan masa depan saja
Atau lebih buruknya adalah hanya untuk memperlicin mereka untuk masuk ke lapangan kerja saja.

Akhir kata, semoga sistem pendidikan negara ini dapat mewadahi mereka untuk menuntut ilmu dengan semestinya. Bukan sekedar-nya.
Haha, semoga saya cepat sadar betapa pentingnya niat dalam setiap lini kehidupan.
You can follow @rahmadhon88.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.