CINTA ITU SENI
 
Berapa kali kalian patah hati? Seberapa sering kalian dikhianati?
Kalian tau ga sih, kalau yang bikin kita sering gagal dalam urusan cinta tuh bukan karena semata-mata kalian ga cocok? Tapi karena kita tuh ga tau apa2 tentang cinta.
 
- a thread (ft. @ideasnacks)
Menurut kalian cinta itu sesuatu sensasi nyaman yang dialami seseorang atau seni yang butuh pengetahuan dan upaya?

Kebanyakan orang pasti akan meyakini bahwa cinta adalah sensasi nyaman yang ga perlu banyak belajar.
Eittss, tapi tidak seperti itu saudara-saudara. Sebelum masuk ke teori cinta, kita bakal jelasin dulu dua kesalahan besar karena menggampangkan cinta.
Pertama, kita selalu berasumsi bahwa untuk merasakan cinta kita perlu memantaskan diri untuk dicintai. Nah, karena anggapan inilah banyak orang yang gak sadar seberapa penting kemampuan untuk mencintai itu sendiri.
Mereka berusaha untuk dicintai tapi gak mau paham gimana sih cara mencintai orang yang benar tuh. Si cewe akan berusaha biar glowing terus biar badannya bagus dan si cowo akan berusaha jadi yang paling tajir dan paling berkuasa.
Alhasil, kekecewaan yang sangat mendalam hadir saat mereka merasa dirinya pantas dicintai tapi cinta mereka tetap gagal karena gak ada yang paham kemampuan mencintai yang benar.
Kedua, hampir semua orang mikirnya cinta itu masalah objek bukan soal kemampuan. Jadi, kebanyakan mengira bahwa cinta itu gampang. Asal ketemu orang yang dirasa tepat, langsung sikat.
Konsep kayak gini justru malah ngebikin objek cinta terasa penting, tapi malah menyepelekan fungsi cinta itu sendiri. Iya kalo ketemu yang pas, lah kalo ngga? Masa seumur hidup gak ngerasin cinta?
Ketiga, kebanyakan orang salah paham bahwa cinta itu adalah fenomena “jatuh cinta” bukan “berada dalam cinta”. Konsekuensinya apa? Akhirnya, banyak orang yang berasumsi bahwa the important thing of love is about start it not to maintain it and it is totally wrong dude.
Faktanya, kebanyakan orang jatuh cinta diawali karena ketertarikan seksual yang mana hal ini bersifat sementara dan tidak abadi.

Nah, buat mengatasi terjadinya kegagalan cinta lagi, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa cinta itu seni. Iya seni.
Layaknya musik, lukisan, fotografi, dan lain sebagainya. Proses belajarnya pun sama, pertama menguasai teori; kedua kompeten dalam praktik. Dengan memadukan penguasaan teori dan kemampuan praktik hal ini akan bercampur menjadi intuisi.
Tapi ada faktor ketiga nih yang ngebikin kita ahli dalam penguasaan seni, yakni totalitas atau menjadikan cinta sebagai hal utama untuk diraih. Budaya yang telah mengakar di masyarakat kita adalah begitu dalam mendambakan cinta.
Tapi, semua hal dianggap lebih penting dari cinta itu sendiri seperti uang, jabatan, kekuasaan, kehormatan, dan lain-lain. Semua tenaga dan waktu kita kerahkan untuk mempelajari bagaimana menggapai tujuan tersebut hingga akhirnya gak ada yang benar-benar belajar seni mencintai.
Maka dari itu, sekarang kita bahas nih gimana sih teori seni mencintai menurut Erich Fromm itu?

Bicara cinta itu bicara tentang permasalahan eksistensi manusia.
Manusia itu adalah makhluk yang dianugerahi nalar, otomatis dia punya kesadaran atas dirinya, atas sesamanya, atas masa lalu dan kemungkinan-kemungkinan masa depan (dan satu-satunya kepastian di masa depan = kematian). Ada kesadaran & ketakutan akan meninggalkan dan ditinggalkan.
Intinya, dengan nalar manusia ini, dia sadar bahwa eksistensinya tidak dapat terpisahkan dengan masyarakat.

Saat manusia tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat, maka dia akan mengalami pengalaman terpisah yang menimbulkan kecemasan yang begitu mendalam.
Dari zaman ke zaman umat manusia selalu berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sama, “Bagaimana cara mengatasi keterpisahan?” Macam-macam jawaban muncul, misalnya penaklukan militer, bekerja obsesif, bermewah-mewahan, kecintaan terhadap Tuhan, dan kecintaan terhadap manusia.
Ketakutan akan pengalaman terpisah ini menimbulkan hasrat bersatu dengan manusia lain untuk mengobati rasa cemas tersebut.
Tetapi, proses berkelompok dan bersatunya manusia kebanyakan hanya dilandasi karena kepentingan, sedangkan perasaan cemas karena takut terpisah butuh sebuah persatuan yang lebih kuat dan didasari oleh ikatan emosional. Disinilah konsep cinta ditemukan.
Namun, hubungan berdasar emosional ini juga ada jenis-jenisnya. Ada cinta yang semu dan cinta dewasa.

Cinta yang semu ini diartikan sebagai hubungan karena mereka hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain. Lah kan tapi bukannya emang cinta itu saling menggantungkan?
Jelas ngga dong bro, ini nanti kita bahas di bagian cinta dewasa. Cinta semu ini dibagi lagi menjadi dua jenis; cinta semu pasif dan cinta semu aktif.

Cinta semu pasif ini berbentuk ketundukan atau mungkin kata ini bisa diganti dengan masokisme.
Orang masokistis ini biar gak ngerasa terasing dan terpisah dia memosisikan diri sebagai bagian yang gak bisa dipisahin dari orang lain. Jadi, dia ini menggantungkan hidupnya kepada orang lain, biar dia dibimbing, diperintah dan disuruh-suruh.
Dia gak berusaha buat ngambil keputusan, yang ada cuman nurut dan ngalah. Contoh nih, misal lo pacaran tapi lo tuh terima-terima aja pacar lo ngelarang lo apaan. Gak boleh jalan ama cowo lain misalnya, gak boleh pake baju yang agak terbuka, kemana-mana diawasin pake Zenly.
Kedua, cinta semu aktif. Cinta semu aktif adalah kebalikan dari cinta semu pasif yaitu dominasi atau sadisme. Cara orang sadistik mengobati kesendirian adalah menjadikan orang lain bagian yang gak terpisahkan dari dirinya.
Tapi bedanya dengan orang masokistik, orang sadistik ini menguasai hidup orang yang memujanya. Mereka berdua ini sama-sama saling ketergantungan, perbedaannya cuman yang satu dieksploitasi yang satu mengeksploitasi.
Terus kalo kayak gitu, namanya cinta semu cinta dewasa kayak gimana dong? Cinta dewasa yang dimaksud om Erich adalah penyatuan dalam keadaan menjaga keutuhan diri. Cinta inilah yang menjawab permaslahan eksistensi manusia. Cinta itu paradoks, bersatu tapi tetap dua.
Mengikat sekaligus membebaskan. Maksudnya gimana tuh? Maksudnya cinta itu adalah kekuatan yang meruntuhkan tembok ego manusia tapi tetap membiarkan menjadi diri sendiri. Jadi yang gak ada nih saling ketergantungan. Kalo bahasa alaynya, tanpamu aku bisa, dengamu aku sempurna uwu.
Jadi, cinta itu adalah aktivitas. Artinya, cinta itu bukan keadaan “jatuh” cinta, tapi “berada dalam” cinta. Ini nyambung ke bias asumsi yang ke-3 di awal thread ini.
 
Biar makin paham dengan konsep cinta dewasa, disini bakal gue jelasin elemen2 dasar pada bentuk cinta dewasa.
Satu, cinta itu memberi bukan menerima. Memberi disini bukan semata-mata materi loh ya. Gampangnya, kalian tuh harus ikhlas dan gak mengharap apapun sebagai gantinya. Kalo cara memberi kita itu udah benar, otomatis itu akan membuat orang yang diberi menjadi pemberi.
Dua, cinta itu perhatian. Dapat diartikan bahwa cinta itu adalah kepedulian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan sesuatu yang kita cintai. Gue rasa pasti hampir semuanya udah paham lah perhatian ini bentuknya gimana. Mulai dari mengingatkan, memenuhi kebutuhan, dsb.
Tiga, cinta itu tanggung jawab. Tanggung jawab disini yang dimaksud adalah tindakan secara sukarela atas keberadaan manusia lain. Bisa dibilang tanggung jawab disini dapat diartikan sebagai sense of belonging, rasa saling memiliki.
Jadi saat lo mencintai seseorang, lo secara ikhlas menganggap dia adalah bagian dari diri lo. Lo akan memperlakukan dia, seperti lo memperlakukan diri lo.
Empat, Cinta itu tentang rasa hormat. Ini nih yang paling sering luput dari kita. Hormat itu bukan berarti takut, segan, kagum. Hormat itu berarti kemampuan untuk memandang seseorang sebagaimana dirinya, menyadari kekhasannya sebagai individu.
Jadi gak ada yang namanya menuntut dia harus sama kayak lo. Hormat berarti peduli bahwa orang lain harus tumbuh dan berkembang sebagai dirinya.
Lima, Cinta itu pengetahuan. Pengetahuan tentang siapa dirinya itu bukan hanya di permukaan. Gak sekedar tau tentang nama, tokoh kartun favorit, rasi bintang, dan hal-hal klise lainnya.
Tapi lebih terhadap pengenalan jiwanya, hastrat terpendamnya, kebiasaan, mimik wajah, gestur, dan hal lain yang lebih mendalam. Kelima elemen ini gak hanya berlaku dalam persoalan cinta erotis aja, tapi juga cinta anak dan orang tua, dan cinta persaudaraan.
Menurut gue pribadi yang namanya cinta erotis itu adl bersatunya 2 insan yang sama2 telah selesai dengan dirinya sendiri. Karena kalau ke-2 orang yg menjalin hubungan tanpa menyelesaikan permasalahan eksistensial diri mereka masing2, mereka hanya bekerjasama untuk menyakiti diri.
Yappp, kurang lebih begitulah ringkasan teori dasar dari Seni Mencintai. Buat lengkapnya bisa banget dibaca aja tuh bukunya Seni Mencintai oleh Om Erich Fromm. Terus membaca dan tetap merasa bodoh! 🍪
 
Dari @ideasnacks untuk @logos_id
Sumber : The Art of Loving by Erich Fromm

Konten oleh @athariqwibawa__
You can follow @logos_id.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.