APA SIH ITU FETIS?
YANG LAGI HEBOH "KANG BUNGKUS" ITU LO, YUK SIMAK!!!

~SEBUAH UTAS~
Hai ☺️ ngomongin masalah fetis yang menjadi heboh beberapa hari ini, kami tertarik nih untuk membahasnya bersama teman2, berikut suguhan dari dua psikolog voluntir Bali Soul Society kak @masgalang dan kak @gswiraswati_
Namun perlu diingat, informasi ini bukan untuk mendiagnosa pada kasus yang terjadi yaa ataupun untuk mendiagnosa kamu yang membaca ini. Kuliah 2 sks, dimulai
Fetish atau fetisisme aslinya berasal dari kata “feitico” yang artinya ketertarikan yang obsesif.
Artinya, seseorang punya ketertarikan yang teramat sangat pada bagian tubuh tertentu atau objek tertentu yang kemudian termanifestasi sebagai sebuah fantasi seksual, dorongan seksual, atau perilaku seksual.
Kebanyakan orang menganggap suatu bagian tubuh bisa menarik Hasrat seksual yang menunjukkan bahwa pada taraf tertentu fetish adalah hal yang lumrah dari kehidupan seksualitas manusia.
Fetish yang biasanya masih dianggap lumrah meliputi underwear perempuan, alas kaki laki-laki atau perempuan, barang-barang yang terbuat dari karet, pakaian berbahan dasar kulit, atau pakaian berbahan kain.
Pada seseorang dengan fetisisme, aktivitas seksual mereka mencakup ketergantungan yang tinggi pada benda mati atau bagian tubuh spesifik (biasanya bagian tubuh non-genital) sebagai sumber utama untuk memancing hasrat seksual.
Seringnya, seseorang dengan gangguan fetish justru tertarik pada objek atau bagian tubuh yang secara umum tidak dilihat sebagai objek seksual. Penggunaan benda mati atau bagian tubuh non-genital itu dilakukan secara berulang dan terus-menerus.
Sebetulnya, fetish pada taraf yang less ekstrem tidak membahayakan nyawa. Tapi masalah jadi timbul ketika fetish seseorang bersifat eksklusif pada benda mati. Ia hanya tertarik pada objek fetishnya saja. Dia tidak bisa memindahkan ketertarikannya pada manusia.
Jadi seseorang hanya bisa merasa bergairah secara seksual kalau diberi stimulasi menggunakan objek fetishnya, dia tidak bisa atau tidak mau bergairah jika dirangsang manusia seperti pada aktivitas seksual umumnya.
Pada taraf tertentu ini, Fetisisme bisa menjadi sebuah gangguan yang menghambat seseorang untuk berfungsi secara optimum dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu kapan tingkat ke-fetish-an seseorang dikatakan tidak lumrah atau menyimpang?
1. Ketika setidaknya selama 6 bulan berturut-turut orang itu merasakan gairah seksual yang intens dari penggunaan benda mati atau bagian tubuh khusus sebagai sasaran menyalurkan fantasi, dorongan, atau perilaku seksualnya.
2. Fantasi, dorongan seksual, atau perilaku seksualnya menyebabkan stress, perasaan tidak nyaman atau kepikiran terus tentang ini. Bisa juga Ketika seseorang menjadi tidak produktif di pekerjaan, terhambat pergaulan sosialnya, bertengkar dengan pasangan, atau tidak fokus sekolah.
Kebanyakan ahli memandang fetish berakar dari pengalaman masa lalu dimana suatu objek non-seksual bisa dikaitkan dengan kepuasan seksual atau membangkitkan gairah seksual. Dasarnya ada pada proses asosiasi yang keliru antara suatu benda dengan gairah seksual/kesenangan seksual.
Contohnya kasus fetish balon. videonya bisa dilihat disini
Ketika masih anak-anak, dia takut pada balon yang meledak. Saking takutnya sampai kaget dan terdiam Ketika ada balon meledak. Sebetulnya reaksi takut dan senang bagaikan dua sisi koin.
Saling membelakangi tapi saling mengisi. Ketika kita bereaksi takut atau cemas atau tidak nyaman yang sedemikian kuat terhadap suatu kejadian, maka kita cenderung berusaha menghindari diri kita dari penyebab perasaan tidak nyaman itu tadi.
Mekanisme psikologis kita saat berhadapan dengan masalah sungguh beragam. Bisa menghindar, bisa pula justru melawan. Kalau melawan, maka seseorang berjuang menghadapi sumber ketakutannya.
Ketika menghadapi sumber ketakutannya, ia berusaha menekan perasaannya sedemikian rupa supaya kecemasan atau ketakutannya sedikit berkurang. Bahkan mengubah perasaan negative itu menjadi perasaan lebih positif yang menyenangkan.
Ada sugesti yang ditanamkan dalam pikiran Ketika proses seseorang berusaha menghadapi ketakutan dan mengubah emosi negatifnya menjadi lebih positif. Jika ini berulang terus-menerus, ada pola yang terbentuk. Dari benci berubah menjadi cinta.
Ketika perilaku fetish seseorang sudah terbentuk, perilakunya cenderung menetap, namun kualitas perasaan terhadap objek fetishnya dinamis seiring waktu. Frekuensinya bisa bertambah atau berkurang, bisa juga intensitas atau kedalaman perasaannya yang berubah pada objek fetishnya.
Kalau ada yang kira-kira pernah menjadi korban fetish tanpa consent, yang bisa dilakukan adalah mengunjungi faskes mental untuk mendapatkan pendampingan psikologis, atau jika dirasa masuk ke ranah hukum, bisa juga mencari bantuan pada pihak kepolisian atau Lembaga bantuan hukum.
P.s.
Pada akhir pembahasan ini, skali lgi kmi tidak menjudge atau mendiagnosa dan jga merefer pembahasan fetis pada kasus tertentu. Hal ini terkait data dan memerlukan asesmen lebih jauh untuk mendiagnosa sebuah kasus.
You can follow @bali_society.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.