Yaumul Mahabbah (Hari Penuh Cinta)
Yaumul Mahabbah adalah hari pernikahan dari Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Siti Fathimah az-Zahra. Yang bertepatan pada hari ini tanggal 1 Dzulhijjah.
__Thread__
Yaumul Mahabbah adalah hari pernikahan dari Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Siti Fathimah az-Zahra. Yang bertepatan pada hari ini tanggal 1 Dzulhijjah.
__Thread__
Aku ingin menceritakan sejarah Yaumul Mahabbah ini geis so pantengin ya
Ketika Sayyidatuna Fatimah Azzahro’ mencapai usia ke-18, sebagian sahabat datang untuk melamarnya, di antaranya datang Sayyidina Abu Bakr, dan Rasulullah hanya diam lalu berkata “Aku menunggu perintah dari Allah”.
Kemudian datang Sayyidina Umar maka Rasulullah menjawab sebagaimana jawaban pada Sayyidina Abu Bakr
Maka beliau berdua mendatangi Sayyidina Ali bin Abi Thalib seraya berkata “Wahai Ali engkau termasuk salah satu orang yang pertama masuk Islam dan engkau adalah begini.. begini.. dan begini…”
Sayyidina Abu Bakr dan Umar memberi semangat pada Sayyidina Ali dan berkata “Sebaiknya engkau pergi melamar Fatimah dari Rasulillah dan engkau adalah orang yang pantas dan berhak memilikinya, engkau juga adalah sepupunya.”
Maka berangkatlah Sayyidina Ali dalam keadaan malu yang sangat, lalu masuklah beliau kepada Rasulullah dengan rasa malu yang sangat besar, duduk di hadapan Rasulullah dan beliau Saw. melihat dari mata Sayyidina Ali terpancar sebuah kata-kata dan rasa malu.
Rasulullah berkata “Apa yang ada di benakmu wahai Ali ?” Sayyidina Ali menjawab dengan mata yang berkaca-kaca “Terlintas di benakku Fatimah duhai Rasulallah”.
Maka Rasulullah menjawab “marhaban wa ahlan” Sayyidina Ali pun terdiam dan tersipu malu. Begitu juga Nabi terdiam dan malu beberapa saat yang cukup lama.
Dalam benak Rasulullah ingin Sayyidina Ali untuk membuka pembicaraan, dan Sayyidina Ali dalam keadaan malu yang sangat sehingga tak mampu meneruskan kata-katanya.
Maka keluarlah Sayyidina Ali, dan para sahabat telah menunggu di luar dan bertanya “Apa yang Rasulullah katakan padamu ?” Sayyiduna Ali menjawab ”Rasulullah berkata ‘marhaban wa ahlan’”.
Para sahabat berkata “Wahai Ali, cukup seandainya Rasulullah berkata padamu satu saja, tapi Rasulullah telah memberimu dua jawaban yaitu ‘marhaban wa ahlan’ tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah telah menyetujuinya.”
kalau rame aku terusin deh.. insyaAllah
Rasulullah berkata kepada Sayyidina Ali “Hai Ali apakah kau memiliki sesuatu yang bisa kau jadikan sebagai mahar?” Maka Sayyidina Ali berkata “Wahai Rasulullah aku tak memiliki sesuatu apapun kecuali pedang dan baju perangku.”