"Allah itu baik, mbak. Kun fayakunnya tidak pernah berkhianat"
-Bapak-
Sebuah cerita yang tidak pernah kupercaya, awalnya.
-Bapak-
Sebuah cerita yang tidak pernah kupercaya, awalnya.
Pernah dengar istilah, kalau nama kita disebut di tanah suci atau di doakan oleh orang yg berhaji disana. Pasti kita akan bisa kesana.
Aku gapercaya itu, dulu. Karena menurutku kesana itu butuh duit. Mau d doain 1000x juga kalo gada duit ttp gabakalan bisa. Money is everything.
Aku gapercaya itu, dulu. Karena menurutku kesana itu butuh duit. Mau d doain 1000x juga kalo gada duit ttp gabakalan bisa. Money is everything.
Dulu, bapak dan ibu pernah punya tabungan haji. Tapi karena kebutuhan pendidikanku yang semakin tinggi, tabungan itu pun terhenti hanya sampai di beberapa ratus ribu saja.
Bapak punya seorang sahabat baik, sahabatnya ini seorang kyai dan anak kyai (gus).
Bapak punya seorang sahabat baik, sahabatnya ini seorang kyai dan anak kyai (gus).
Suatu ketika, kawan bapak yang juga keluarga kyai mau pergi haji dan beli tali tambang dari bapak. Karena bapak punya kios jualan kek gitu dan sejenisnya.
"Berapa ini pak?"
"Ndak usah laah. Bawa saja. Tapi aku minta tolong yaa, doakan aku di masjidil haram, supya aku bisa kesana"
"Berapa ini pak?"
"Ndak usah laah. Bawa saja. Tapi aku minta tolong yaa, doakan aku di masjidil haram, supya aku bisa kesana"
"Pasti. Suwun pak".
Sepulang dari haji, pak D bersama istrinya datang ke rumah. Mereka cerita bahwa di tanah suci kemarin, melihat orang yang persis dengan bapak sedang lari2 dr bukit sofa ke bukit marwah. Tentu bapak senang mendengarnya, apa Allah sudah mengundang?
Sepulang dari haji, pak D bersama istrinya datang ke rumah. Mereka cerita bahwa di tanah suci kemarin, melihat orang yang persis dengan bapak sedang lari2 dr bukit sofa ke bukit marwah. Tentu bapak senang mendengarnya, apa Allah sudah mengundang?
1-2- tahun berlalu, bapak ibu tak kunjung bisa menambah uang tabungan hajinya. Hanya doa yang seringkali bapak ucap di sepertiga malam terakhirnya bersama kami di ruang keluarga.
Sampai pada suatu ketika, usai bapak mengajar manaqib di pesantren milik sahabatnya. Kyai memanggil.
Sampai pada suatu ketika, usai bapak mengajar manaqib di pesantren milik sahabatnya. Kyai memanggil.
"Cak, saya sama gus mau umrah dalam waktu dekat"
"Wah alhamdulillah yai, mabrur yai. InsyaAllah"
"Sampean ndak mau ikut?"
"Haha Allah belum memanggilku, yai"
"Ikut sama kami cak"
"Maksud yai? Saya gaada tabungan hehe"
"Saya yang berangkatkan njenengan umrah, tp dg syarat"
"Wah alhamdulillah yai, mabrur yai. InsyaAllah"
"Sampean ndak mau ikut?"
"Haha Allah belum memanggilku, yai"
"Ikut sama kami cak"
"Maksud yai? Saya gaada tabungan hehe"
"Saya yang berangkatkan njenengan umrah, tp dg syarat"
"Syarat nopo yai?"
"Jawab pertanyaan saya, cak"
"Nggih"
"Siapa nama istri Rosulullah yang paling beliu sayang?"
"Loh? Hahaha njenengan ini ada2 saja toh yai. MasyaAllah hahahah"
"Loh, betul ini cak. Ndak bisa jawab? Saya ga jadi gratisin umroh"
Bapak diam sesaat, lalu tersenyum.
"Jawab pertanyaan saya, cak"
"Nggih"
"Siapa nama istri Rosulullah yang paling beliu sayang?"
"Loh? Hahaha njenengan ini ada2 saja toh yai. MasyaAllah hahahah"
"Loh, betul ini cak. Ndak bisa jawab? Saya ga jadi gratisin umroh"
Bapak diam sesaat, lalu tersenyum.
"Aisyah. Istri tercantik dan tersayang Rosulullah. Yang paling cemburu ketika Rosul menceritakan tentang Khadijah yang begitu baik mengorbankan semua hartanya untuk jihad fi sabilillah".
Sahabatnya ikut tersenyum. Yai tersenyum lalu memeluk bpak.
"Bulan depan, kita berangkat"
Sahabatnya ikut tersenyum. Yai tersenyum lalu memeluk bpak.
"Bulan depan, kita berangkat"
"Yai, saya ndak punya uang saku. Saya ga mungkin bisa berangkat"
"Tp uang 500rb ada kan? Buat bikin paspor"
"Ada yai"
"Sudah, itu saja yang d butuhkan. 500rb. Sisanya, sampean gausah khawatir"
Saya sampai iri melihat persahabatan mereka begitu kental dan romantis.
"Tp uang 500rb ada kan? Buat bikin paspor"
"Ada yai"
"Sudah, itu saja yang d butuhkan. 500rb. Sisanya, sampean gausah khawatir"
Saya sampai iri melihat persahabatan mereka begitu kental dan romantis.
Malam itu bapak sangat bahagia, ia cerita pada adiknya yang bekerja di LN. Bahwa ia akan segera ke tanah suci. Bapak tidak pernah cerita soal tidak punya uang saku. Sampai esok harinya, adeknya telfon bapak lagi.
"Kak, saya transfer sejumlah uang untuk saku umroh ya"
"Kak, saya transfer sejumlah uang untuk saku umroh ya"
"Ndak usah dik, buat untuk keperluanmu"
"Kak, anggap ini terimakasihku karena kaka sudah bangunkan rumah untuk istriku di rumah"
Bapak kembali mengucurkan airmata setelah ada beberpa juta uang yg masuk. Semudah itu kun fayakunnya Allah. Sebaik itu Allah pada hambanya.
"Kak, anggap ini terimakasihku karena kaka sudah bangunkan rumah untuk istriku di rumah"
Bapak kembali mengucurkan airmata setelah ada beberpa juta uang yg masuk. Semudah itu kun fayakunnya Allah. Sebaik itu Allah pada hambanya.
Ibu sempat ngambek 3 hari waktu itu karena tak di ajak umroh. Bapak tersenyum duduk disebelah ibu, menepuk pundaknya lalu bilang, "Nanti kita haji bersama ya, bu. Kita minta lagi sama Allah. Gaada yang sulit".
Sesederhana itu hati ibu kembali sumringah, hingga menjadi satu2nya ..
Sesederhana itu hati ibu kembali sumringah, hingga menjadi satu2nya ..
.. alsan ibu tak ingin menikah lagi setelah bapak meninggal. Cintanya terlalu kuat. Sampai setiap kali ada laki2 melamar ibu, ibu selalu menolak dg halus lalu berkata pada kami keluarganya, suamiku terlalu istimewa untuk digantikan dengan laki2 lain.
Bapak yang begitu taat pada Allah dan ibu yang tiada lelah menjadi makmum yang taat. Akhirnya Allah memanggil bapak untuk bertamu ke rumahNya. Semudah itu. SEMUDAH ITU!! Seperti mimpi atau skenario epik. Saya sendiri masih tak percaya cerita ini.
Ibu selalu tersenyum ketika mengingat masa ini dan selalu bilang, fabi ayyi alaa irobbikumaa tukadzibaan?
Mbak, pandailah jadi orang yang bersyukur. Setidaknya seperti bapak yang tidak pernah mengeluh ketika sakit, atau bersedih ketika dagangan sedang sepi.
Mbak, pandailah jadi orang yang bersyukur. Setidaknya seperti bapak yang tidak pernah mengeluh ketika sakit, atau bersedih ketika dagangan sedang sepi.