Banyak orang mengkritik meme ini sebagai menormalisasi kecurangan. Barangkali betul. Namun, yang lupa dibahas adalah bukannya keseluruhan sistem pendidikan yang justru mendorong orang mencontek? Pendidikan berbasis nilai? Ujian? Peringkat? Harus menguasai semua mata pelajaran? https://twitter.com/aglkeanu/status/1273137714569887745
Saya tak pernah berbakat di hitung-hitungan. Mata pelajaran yang paling saya benci adalah matematika, fisika, dan akuntansi. Sampai kelas dua SMA, saya dapat semuanya. Saat penjurusan di kelas tiga, saya ragu mau memilih IPA atau IPS. Jurusan bahasa dihapus karena sepi peminat.
Kalau memilih IPA, saya akan bertemu matematika dan fisika. Kalau memilih IPS, saya akan bertemu akuntansi. Dari mitos yang beredar bahwa anak IPA akan lebih mudah memilih jurusan di perguruan tinggi (yang berakhir ke prospek kerja alias mekanisma pasar), saya pilih IPA.
Selama di mata pelajaran fisika dan matrmatika kelas tiga SMA, tidak ada satu pun tugas, PR, dan ujian yang saya tidak mencontek. Alias kabeh nyontek. Alhamdulillah, saya punya lebih dari cukup uang saku untuk mentraktir teman-teman yang pintar di dua mata pelajaran itu. 👍
Waktu UAN matematika, dari 40 soal pilihan ganda, cuma empat yang berhasil saya kerjakan sendiri. Tiga soal mengisi asal-asalan. 33 soal mencontek teman yang duduk di belakang saya.
Saya tak suka matematika dan tak ingin jadi ahli matematika. Saya cuma ingin lulus SMA dan kuliah jurusan Ilmu Perpustakaan. Tidak muluk-muluk. Namun, saya harus lulus matematika kalau ingin lulus SMA. Kira-kira jalan apa yang harus saya tempuh tanpa harus mencontek?
Selain nilai, kita juga dipatok waktu. Tiap kelas, durasi belajar lumrahnya satu tahun. SD enam tahun. SMP tiga tahun. SMA tiga tahun. Kuliah 4-7 tahun. Padahal, kecepatan belajar orang beda-beda. Tinggal kelas dianggap bodoh, padahal memang bukan di situ bakatnya.
Lulus kuliah, harus menghadapi mekanisme pasar tenaga kerja, umur dipatok maksimal 25 tahun, pendidikan minimal D3/S1. Jika tidak lulus tepat waktu, probabilitas dapat kerja makin kecil. Semua orang tak ingin anaknya tinggal kelas/lama lulus, di samping karena biaya sekolah juga.
Soal kuliah, tentu saya berterima kasih kepada mantan. Namun, tentu saja mantan saya cuma berfungsi di saya, bukan solusi untuk masalah pendidikan kita yang sejatinya sistemik dan struktural. 👍 https://twitter.com/trendingtopiq/status/1273927906515775490?s=19
Anggap saja mencontek dalam sistem pendidikan yang begitu, beranalogi dengan sabotase alat-alat produksi dalam modus kapitalisma yang dilakukan oleh sobat-sobat anarqo. 👍
You can follow @trendingtopiq.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled:

By continuing to use the site, you are consenting to the use of cookies as explained in our Cookie Policy to improve your experience.