Saya tidak sepakat dengan tingkatan semacam ini. Seolah makin tinggi angka maka makin mencapai tingkat kesempurnaan dalam hijrah.
Siapa yg membuat indikator mutlak seperti ini ?
Siapa yg membuat indikator mutlak seperti ini ?
Saya pun tidak sepakat dengan legitimasi istilah syar'i di representasikan sebagai baju gamis dan kerudung super panjang.
Syar'i bermakna sesuai syariat bukan ? Yakin sekali yang semacam itu sudah sesuai syariat dan yang tak seperti itu dianggap tidak syar'i.
Syar'i bermakna sesuai syariat bukan ? Yakin sekali yang semacam itu sudah sesuai syariat dan yang tak seperti itu dianggap tidak syar'i.

Lantas kita akan makan mentah-mentah terjemahan itu begitu saja ?
Para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban jilbab dan batas-batas aurat. Dan itu FAKTA. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa yang syar'i hanya satu bentuk saja ketika ada banyak pendapat lainnya yang juga memiliki landasan dalam berfatwa.
Yang tidak mewajibkan jilbab juga banyak. Tidak hanya di Indonesia. Di timur tengah pun ada banyak muslimah yang tidak berjilbab karena pendapat ulama berbeda beda.
Silahkan meyakini versi syar'i masing-masing.
Tapi jangan menyalahkan yang tidak seperti anda sebagai tidak syar'i.
Tapi jangan menyalahkan yang tidak seperti anda sebagai tidak syar'i.
Yang tidak berkerudung pun bisa dikatakan syar'i ketika dia ikut pendapat ulama yang tidak mewajibkan jilbab.
Yang meyakini jilbab syar'i seperti dalam terjemah al Qur'an juga tidak masalah, silahkan.
Yang meyakini jilbab syar'i seperti dalam terjemah al Qur'an juga tidak masalah, silahkan.
Jadi parameter seperti digambar tersebut tidak sesuai jika dipaksakan ke semua orang karena setiap orang punya versi syar'i nya masing-masing, ikut pendapat ulama yang diyakininya masing-masing.
Ajaran Islam sangat luas, perbedaan pendapat adalah sebuah KENISCAYAAN. Karena memahami al Qur'an tidak bisa hanya dari terjemah saja.
Maka dari itu ulama-ulama terdahulu mempelajari tafsir untuk menyelami isi dan makna dalam al Qur'an.
Maka dari itu ulama-ulama terdahulu mempelajari tafsir untuk menyelami isi dan makna dalam al Qur'an.
Dan tiap ulama pasti berbeda tapi saling menghormati karena sama-sama memiliki dasar.
Namun jaman sekarang bukannya saling menghargai malah saling tuding ini itu tidak syar'i.
Padahal tiap orang ikut ulama masing-masing, dan tiap ulama memiliki dasar masing-masing
Namun jaman sekarang bukannya saling menghargai malah saling tuding ini itu tidak syar'i.
Padahal tiap orang ikut ulama masing-masing, dan tiap ulama memiliki dasar masing-masing

Obrolan disebuah ruang kelas di suatu kampus negeri
Part 1
: " ukhti, anti kok ga pakai jilbab ? Jilbab itu wajib ukhti, ada di al qur'an ayat xxx. Yg artinya xxx. Ukhti muslim kan ? "
: " saya muslim kak. Saya ikut pendapat ulama xxx soal jilbab kak bahwa jilbab itu xxx"
Part 1


Obrolan disebuah ruang kelas di suatu kampus negeri
Part 2
: " itu nggak bener ukhti. PENDAPAT ULAMA YG UKHTI IKUTIN ITU GA BENER, dia liberal ukh. Pendapat ulama yg saya ikuti yg bener ukhti. Ukhti harus berpenampilan sesuai yang Allah mau SEPERTI SAYA INI UKHTI "
Part 2

Tipikal ukhti
ini biasanya bab thaharah aja belum lulus tapi uda suka nyalahin orang dan ngerasa bener sendiri.
